JAKARTA, KOMPAS – Lembaga Ketahanan Nasional RI menilai berita bohong atau hoaks adalah musuh utama dalam Pemilihan Kepala Daerah 2018. Untuk itu, Kepolisian RI dan masyarat diharapkan bekerja sama untuk menangkal hal tersebut.
Hal tersebut dikatakan oleh Gubernur Lemhannas RI Letjen Agus Widjojo, Rabu (14/3), pada acara diskusi Ketahanan Nasional pada Pilkada 2018, di Kantor Lemhannas, Jakarta. “Hoaks menjadi ancaman utama pada Pilkada 2018. Tujuan hoaks itu jelas, untuk memenangkan salah satu kontestan,” ucap Agus.
Menurut Agus, medium hoaks efektif untuk memantik emosi warga. Hal itu karena pendidikan yang rendah dari masyarakat. Akibatnya, masyarakat dengan mudah terbius hoaks.
Adapun, ancaman hoaks itu akan terjadi pada 171 daerah yang mengikuti Pilkada 2018, antara lain di 17 provinsi, 115 kabupaten, dan 39 kota.
Agus mengatakan, perlu dilakukan preventif untuk mencegah hoaks. Salah satu yang efektif adalah dengan penindakan hukum yang dilakukan Polri. “Kami apresiasi tindakan untuk menegakkan hukum terhadap pelanggar yang melancarkan berita bohong. Cara ini terbukti efektif,” katanya.
Selain itu, Agus mengingatkan peran masyarakat untuk bisa mengenal berita hoaks. Menurut dia, berita hoaks akan ketahuan bila dibandingkan dengan berita lain. “Cek saja, sejajar atau tidak beritanya. Kalau berbeda harus dipertanyakan,” ucapnya.
Hadir juga pada acara itu, Ketua Forum Pimpinan Redaksi Suryopratomo. Menurut dia, hoaks sangat mudah tersebar karena pendidikan rendah masyarakat Indonesia.
“Dari total masyarakat, 70 persen tidak lebih dari pendidikan SMP. Hanya 30 persennya yang berpendidikan tinggi,” kata pria yang akrab disapa Tommy. (DD06)