BANDUNG, KOMPAS - Tim pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat 2018, memakai strategi yang berbeda-beda untuk mempromosikan pasangan calonnya. Selain dinamika dukungan yang dinamis, wilayah Jabar yang luas dan panjangnya masa kampanye membuat mereka harus menyusun langkah tepat demi menjaga stamina pasangan calon.
Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jabar diikuti empat pasangan calon (paslon). Mereka adalah Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, Hasanuddin-Anton Charliyan, Sudrajat-Ahmad Syaikhu, dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. Pada pilkada kali ini, masa kampanye berlangsung 15 Februari – 23 Juni 2018.
Wakil Ketua Tim Pemenangan Kamil-Uu, Arfi Rafnialdi, SElasa (13/3) di Bandung mengatakan, pihaknya terus membangun komunikasi dengan para relawan dan partai politik (parpol) pendukung. Banyak ide dan masukan yang terus dibahas di tengah padatnya jadwal kampanye. Bila dihitung dalam skala 100 persen, ia mengatakan saat ini pencapaian baru 30 persen.
“Kami terus koordinasi dengan 22 simpul relawan dan kader parpol untuk menyiapkan langkah mempromosikan pasangan kami agar semua daerah terwakili,” katanya.
Pencapaian yang baru sekitar 30 persen, juga disampaikan M Budiana, Koordinator Media Tim Pemenangan Hasanuddin-Anton. Saat ini, pasangan Hasanuddin-Anton masih fokus mengunjungi berbagai komunitas di sejumlah wilayah, seperti komunitas pedagang di pasar-pasar tradisional, komunitas pendidikan, maupun komunitas budaya.
Namun ia mengakui, jumlah tempat yang dikunjungi belum terlalu banyak. Untuk memaksimalkannya kampanye, di setiap daerah dilakukan pendekatan yang lebih intensif. “Berikutnya, kami akan mengunjungi koperasi, UKM, juga komunitas religius seperti pesantren,” ucap Budiana.
Kunjungan
Ketua Tim Pemenangan Paslon Sudrajat-Syaikhu, Haru Suandharu menuturkan, belum dapat mengungkapkan pencapaian strategi pemenangan. Alasannya, masa kampanye baru berlangsung lebih kurang dua minggu.
“Hingga saat ini rata-rata dalam sehari kunjungan ke masyarakat untuk sejumlah titik itu adalah di satu kabupaten atau kota. Kami tidak bisa memaksakan terlalu banyak kunjungan karena masa kampanye pilkada relatif panjang. Stamina juga harus dijaga,” kata Haru.
Sementara itu, Juru Bicara Tim Pemenangan Paslon Deddy -Dedi, Adi Nugroho menuturkan, evaluasi strategi pemenangan tahap pertama baru dilakukan akhir April atau awal Mei. “Saat ini kami fokus dengan kerja. Deddy dan Dedi,rajin mengunjungi kantong massa,” ucap Adi.
Menurut Adi, ada perbedaan pola kampanye yang dilakukan Deddy dan Dedi. Deddy akan berkeliling ke sejumlah tempat di 27 kabupaten dan kota di Jabar. Hingga akhir massa kampanye, sejumlah tempat dapat dikunjungi hingga beberapa kali, tergantung jumlah pemilih di daerah itu. Sedangkan Dedi, saat berkunjung ke satu tempat, dapat dilakukan hingga menginap beberapa hari. “Hal ini dilakukan karena popularitas Dedi belum sebesar Deddy," jelasnya.