Penyumbang Pesawat dari Aceh Bertemu Presiden Jokowi
Oleh
Hamzirwan Hamid
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Warga Desa Lhuet, Kecamatan Jaya, Kabupaten Aceh Jaya, Aceh, Nyak Sandang (93), Rabu (21/3) pukul 18.25, bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Nyak Sandang datang dari Banda Aceh, Selasa, ditemani kedua anaknya, Maturidi dan Khaidar.
Presiden Jokowi tampak berdiri menyambut kedatangan Nyak Sandang yang masuk ke Istana Merdeka menggunakan kursi roda. Presiden pun kemudian menarik kursi roda Nyak Sandang dan duduk di sampingnya.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi berbincang-bincang dengan Nyak Sandang. Nyak Sandang menggunakan bahasa Aceh dalam percakapan itu, yang kemudian diterjemahkan oleh anaknya.
Nyak Sandang menunjukkan bukti obligasi Pemerintah Indonesia tahun 1950 yang dimilikinya kepada Presiden Jokowi. Obligasi itu diterbitkan setelah Presiden Soekarno datang ke Aceh tahun 1948 untuk mencari dana pembelian pesawat pertama setelah Indonesia merdeka.
Saat itu, Nyak Sandang, yang berusia 23 tahun dan orangtuanya menjual sepetak tanah kebun dan 10 gram emas. Hasil penjualan tanah dan emas senilai Rp 100 itu kemudian disumbangkan ke negara.
Dari hasil perjalanan ke Aceh ketika itu, Presiden Soekarno menerima sumbangan dari masyarakat Aceh sebanyak 120.000 dollar Singapura dan 20 kilogram emas murni. Dana tersebut cukup untuk membeli dua pesawat terbang yang dinamakan Seulawah R-001 dan Seulawah R-002, cikal bakal maskapai Garuda Indonesia.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin menjelaskan, dalam pertemuan itu, Nyak Sandang mengutarakan sejumlah permohonannya kepada Presiden. Salah satunya adalah meminta Presiden Jokowi membangunkan masjid di dekat rumahnya di Lamno, yang langsung dijawab Presiden akan segera mengirimkan tim ke sana.
Terima kasih Bapak Presiden sudah punya waktu untuk kami.
Nyak Sandang juga memohon bantuan operasi katarak yang dideritanya. ”Baik nanti saya uruskan untuk kataraknya. Katarak, kan, operasi ringan, besok tolong dicek ke rumah sakit untuk kataraknya,” jawab Presiden.
Permintaannya lain adalah dia ingin sekali menunaikan ibadah haji. ”Ingin naik haji. Kalau bisa tahun ini, karena sudah tua,” lanjut Maturidi, yang menerjemahkan bahasa Aceh ke bahasa Indonesia.
Terkait hal ini, Presiden mengatakan, dia akan membicarakannya dengan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Sambil menunggu kepastian keberangkatan haji, Presiden pun menawarkan untuk umrah terlebih dahulu.
”Mengingat haji, kan, ada antreannya, nanti saya bicarakan dengan Menteri Agama,” kata Presiden.
Nyak Sandang tampak terharu dengan sambutan hangat Presiden Jokowi dalam pertemuan singkat tersebut.
”Terima kasih Bapak Presiden sudah punya waktu untuk kami,” kata Nyak Sandang.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.