MAKASSAR, KOMPAS — Empat pasangan calon gubernur-wakil gubernur Sulawesi Selatan beradu program dalam Debat Publik Pertama, yang digelar Komisi Pemilihan Umum Sulsel bekerja sama dengan KompasTV, di Makassar, Rabu (28/3). Tema debat seputar pembangunan berwawasan lingkungan dan kesejahteraan rakyat.
Keempat calon itu adalah pasangan nomor urut 1 Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar, nomor urut 2 Agus Arifin Nu’mang-Tanribali Lamo, nomor urut 3 Nurdin Abdullah-Sudirman Sulaiman, dan nomor urut 4 Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar.
Acara yang dibuka pukul 19.30 Wita itu dihadiri ratusan pendukung, yang memenuhi ruang debat hingga halaman hotel tempat acara. Pertanyaan dalam debat disusun sejumlah pengamat, pakar, dan aktivis berbagai perguruan tinggi dan lembaga.
Nurdin Halid yang mendapat kesempatan pertama memaparkan program bangun kampung untuk membuat pemerataan pembangunan hingga desa-desa. Program itu akan dijalani lewat koperasi dan badan usaha milik desa. Sebagai Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia, Nurdin Halid yakin koperasi mampu mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan gerakan ekonomi kerakyatan.
Sementara Agus Arifin Nu’mang mengunggulkan kelanjutan program dengan menjadikan Sulsel pusat pertumbuhan ekonomi. Langkah itu akan diikuti dengan menyinergikan tiga wilayah pegunungan yang diapit sebagian besar kabupaten, yakni Gunung Latimojong, Bulusaraung, dan Bawakaraeng. Agus juga merancang pengembangan wilayah laut dan kepulauan di Selat Makassar, Teluk Bone, hingga Laut Flores. Koordinasi dan infrastruktur jadi kunci capaian.
Nurdin Abdullah yang mendapat kesempatan ketiga menjelaskan program pemerintahan yang bersih serta masyarakat sehat dan cerdas. Salah satunya dengan membangun enam rumah sakit regional bertaraf internasional. Namun, pembangunannya harus masif dan cepat lewat infrastruktur layak. Pembangunan pusat-pusat ekonomi baru untuk pemerataan pembangunan dan kesejahteraan juga akan diwujudkan.
Adapun Ichsan Yasin Limpo mengunggulkan rumah produktif berbasis desa, yang berpusat di 304 kecamatan. Selain jadi tempat belajar, latihan, pusat industri perdesaan, rumah produktif juga akan jadi tempat perizinan, serta sarana mendekatkan desa, kota serta warga dan pemerintah.
Pembelajaran demokrasi
Pemandu acara Rosianna Silalahi, Pemimpin Redaksi KompasTV lalu bertanya keunggulan program. Menurut Nurdin Halid, program bangun kampung bertujuan menggerakkan ekonomi hingga desa-desa. ”Untuk itu, infrastruktur harus dibangun. Kami ingin menciptakan 100.000 wirausaha baru dan 500.000 usaha mikro lewat koperasi dan BUMDes,” ujarnya.
Sementara Agus akan menekan angka kemiskinan hingga 5 persen pada 2023. ”Selama 10 tahun jadi wakil gubernur, saya ikut menekan angka kemiskinan dari 13,4 persen selama 10 tahun jadi 9 persen pada 2016. Untuk pemerataan, kami akan libatkan keluarga mampu ikut membantu keluarga tak mampu dalam persaudaraan. Kami yakin ini menekan kemiskinan,” katanya.
Nurdin Abdullah mengatakan, konektivitas jadi kunci pembukaan pusat ekonomi baru. ”Walau jarak jauh, tetapi harus ditempuh dengan cepat. Luwu, yang menghabiskan waktu delapan jam lewat darat, bisa 45 menit dengan pesawat. Artinya, bandara harus dibuka. Pelabuhan harus dibenahi. Selama ini komoditas banyak, ekspor ada, tetapi semua lewat Makassar,” katanya.
Ichsan menambahkan, jika ia terpilih jadi gubernur, rumah produktif berbasis desa akan jadi industri kecerdasan otak. ”Karena di rumah produktif warga didampingi tenaga profesional bidang produksi, daya saing, manajemen keuangan, keterampilan, dan arus modal. Anak-anak akan dilatih wawasan lingkungan berkelanjutan,” katanya.
Terkait kekhawatiran pilkada bakal panas dan ada gejolak, semua calon menampik. Pasalnya, pilkada harus aman dan damai, serta jadi pembelajaran demokrasi bermartabat. (REN)