JAKARTA, KOMPAS — Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut akan menyatukan pembinaan prajurit Komando Pasukan Katak dalam satu payung. Langkah ini diharapkan meningkatkan standar dan kemampuan para prajurit sehingga lebih efektif dalam mengemban tugas negara.
Kebijakan ini akan membuat pembinaan dan pelatihan Komando Pasukan Katak (Kopaska) menyatu dari selama ini di bawah Komando Armada RI Kawasan Barat (Armabar) di Jakarta dan Komando Armada RI Kawasan Timur (Armatim) di Surabaya, Jawa Timur. Pembinaan terpusat tersebut diharapkan meningkatkan kemampuan prajurit Kopaska yang selama ini terus menunjukkan kemajuan.
”Nanti kita satukan sehingga pembinaannya jelas. Kemampuan dan peralatan akan distandarkan. Kita tidak ingin ada ketimpangan antara barat dan timur,” kata Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi di Jakarta, Jumat (20/4/2018). KSAL memimpin perayaan hari ulang tahun ke-56 Komando Pasukan Katak TNI AL, yang juga diisi dengan, antara lain, atraksi bela diri prajurit Kopaska dan peresmian lapangan tembak Susilo Dwi Hedianto di Markas Kopaska TNI AL.
Berlatih bersama
Dalam rangka latihan prajurit, TNI AL juga kembali menggelar latihan bersama prajurit angkatan laut dari 38 negara sahabat di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Latihan bersama prajurit angkatan laut dengan sandi Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2018 akan berlangsung pada 4-9 Mei 2018.
Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Armabar) Laksamana Muda Yudo Margono di Dermaga Sunda, Jakarta, Jumat, memimpin apel pelepasan tujuh kapal perang TNI AL mengikuti MNEK 2018. Armada kapal perang yang mengangkut 500 prajurit berlayar menuju Lombok.
”Latihan bertujuan memelihara dan meningkatkan kemampuan profesionalisme prajurit unsur Koarmabar,” kata Yudo.
Latihan bersama di atas kapal perang tersebut meliputi sejumlah aktivitas, antara lain taktik manuver, pertempuran antikapal selam, dan manuver meninggalkan pelabuhan. Tema latihan kali ini adalah kerja sama dalam merespons isu bencana dan kemanusiaan. Latihan multilateral serupa sebelumnya digelar di Sumatera Barat tahun 2016 dengan diikuti prajurit angkatan laut dari 32 negara sahabat.
Latihan bersama MNEK 2016 dibuka langsung Presiden Joko Widodo. Saat itu, 29 kapal perang TNI AL, 20 kapal perang negara sahabat, dan 10 kapal negara milik Pemerintah Indonesia berpartisipasi dalam parade kapal Komodo 2016. Ada kapal induk helikopter dari Jepang, kapal rumah sakit dari Vietnam, dan kapal TNI AL yang terlibat dalam berbagai operasi penyelamatan kecelakaan transportasi di laut.
Diplomasi
Dalam MNEK 2018, para prajurit angkatan laut akan menampilkan, antara lain, pelayaran kebangsaan, program layanan kesehatan gratis, dan pameran kemaritiman. Yudo mengatakan, jumlah negara peserta MNEK semakin banyak dan menunjukkan perhatian negara lain kepada angkatan laut Indonesia yang baik. ”Ini yang kita harapkan sehingga fungsi angkatan laut sebagai fungsi diplomasi dapat tercapai,” ucapnya.