Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menerima ”tantangan” Partai Keadilan Sejahtera. Saat peringatan milad ke-20 PKS, Sabtu (21/4/2018), dia bersepeda bersama elite-elite PKS dari Kantor DPP Gerindra ke Kantor DPP PKS di Jakarta.
Kantor DPP Gerindra di kawasan Ragunan dan Kantor DPP PKS di Jalan TB Simatupang terpisah jarak sekitar 3,5 kilometer. Dalam waktu tidak lebih dari 15 menit, jarak tersebut dapat diselesikan oleh Prabowo.
Prabowo bersepeda bersama Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani dan sejumlah kader partainya. Mereka berangkat dari Kantor DPP Gerindra setelah rombongan kader PKS yang telah bersepeda dari Semarang ke Jakarta untuk memperingati milad PKS, bersama sejumlah pengurus PKS, antara lain Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri dan Presiden PKS Sohibul Iman, mampir di Kantor DPP Gerindra, dalam perjalanan mereka ke Kantor DPP PKS.
”Bersepeda bersama ini untuk relaksasi, sekaligus menunjukkan bahwa politik tak selamanya tegang,” ucap Sohibul.
Bersepeda bersama ini untuk relaksasi, sekaligus menunjukkan bahwa politik tak selamanya tegang.
Sementara Prabowo mengatakan, ”Bersepeda bersama ini simbol kesegaran, fitness, selain simbol kegembiraan karena kalau pesimistis pasti tidak mau naik sepeda.”
Menurut Prabowo, satu-satunya yang bermasalah dari tubuhnya saat ini hanya giginya. Dia pun berencana menjalani operasi cabut gigi untuk mengatasinya. Waktu operasi ini semula dijadwalkan bersamaan dengan undangan bersepeda dari PKS, tetapi dia memilih menundanya.
”Takut ke dokter gigi,” katanya bercanda.
Dalam pidatonya di hadapan elite dan kader PKS di DPP PKS, Prabowo berulang kali memuji PKS. Salah satunya, PKS disebutnya sebagai kawan setia Prabowo dan Gerindra.
”Di kala susah, mereka tidak meninggalkan Prabowo Subianto dan Gerindra. Jadi, susah saya meninggalkan PKS,” ujarnya.
Koalisi
Sohibul menyambut gembira pernyataan Prabowo tersebut. Dia juga mengatakan, rencana koalisi kedua partai pada Pemilu Presiden 2019 terus dibicarakan. Pembicaraan dilakukan tim kecil dari kedua partai. Dari Gerindra, tim dipimpin Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno, sementara dari PKS dipimpin Sekjen PKS Mustafa Kamal.
Dalam komunikasi itu, lanjut Sohibul, PKS tetap memperjuangkan satu dari sembilan kadernya yang telah diputuskan oleh Majelis Syuro PKS menjadi capres/cawapres dari PKS sebagai pendamping Prabowo.
”Itu amanah dari Majelis Syuro yang harus diperjuangkan,” katanya.
Selain terus menjajaki koalisi dengan Gerindra, Sohibul juga menerima undangan bertemu dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Pertemuan ini antara lain juga membahas kemungkinan koalisi dan mengusung capres di luar Jokowi dan Prabowo.
Bangunan koalisi untuk Pemilu Presiden 2019 masih sangat dinamis. Semua kemungkinan masih terbuka. Tidak hanya di kubu Gerindra dan PKS, tetapi juga di kubu-kubu partai pengusung Jokowi dan di partai-partai lain yang belum menyatakan sikap untuk 2019.
Melihat hal itu, sepertinya bangunan koalisi untuk Pemilu Presiden 2019 masih sangat dinamis. Semua kemungkinan masih terbuka. Tidak hanya di kubu Gerindra dan PKS, tetapi juga di kubu-kubu partai pengusung Jokowi dan di partai-partai lain yang belum menyatakan sikap untuk 2019.
Partai-partai masih akan terus bergerilya mencari opsi terbaik hingga tiba masa pendaftaran capres-cawapres di Komisi Pemilihan Umum, 4-10 Agustus 2018. Pilihan tidak semata untuk menang dalam Pemilu Presiden 2019, tetapi juga demi merebut suara tinggi bagi partai di Pemilu Legislatif 2019.