BANDAR LAMPUNG, KOMPAS – Perguruan tinggi diharapkan dapat menjadi gerbang utama dalam upaya menangkal penyebaran paham radikal. Penguatan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara harus terus dilakukan. Civitas akademika juga diminta berperan mengawasi kelompok yang terindikasi melakukan penyebaran paham radikal di lingkungan kampus.
“Kampus harus menjadi gerbang utama dalam menangkal radikalisme. Saya meminta kepada para rektor, jika ada indikasi kegiatan yang mengarah pada intoleransi, tolong segera diselesaikan dengan baik,” kata Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir dalam acara Dialog Nasional “Indonesia Maju” di Universitas Bandar Lampung, Senin (14/5/2018). Acara tersebut juga dihadiri oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Sosial Idrus Marham. Hadir ratusan mahasiswa dan sejumlah rektor dari perguruan tinggi negeri dan swasta di Lampung dalam acara itu.
Dia mengatakan, perlu kerjasama semua pihak untuk menangkal penyebaran paham radikal di masyarakat. Para dosen dan mahasiswa juga dapat berperan mengawasi lingkungan di sekitarnya. Mereka diminta segera melapor jika ada kelompok yang terindikasi menyebarkan paham radikal.
Untuk menangkal radikalisme, pemerintah juga berupaya melakukan pembinaan dengan internalisasi atau penguatan nilai-nilai Pancasila melalui kurikulum pendidikan. Selain itu, pemerintah juga melakukan upaya proteksi terhadap serangan ideologi asing serta pihak-pihak yang ingin mengganti ideologi Pancasila.
Saat ini, nasionalisme Bangsa Indonesia tengah diuji dengan adanya peristiwa ledakan bom di Surabaya. Pemerintah dan masyarakat perlu bersinergi dalam menghadapi serangan terorisme itu.
Dia menegaskan, aksi bom itu tidak terkait dengan ajaran agama manapun. Aksi itu dilakukan oleh kelompok yang telah terpapar paham radikal. Untuk itu, masyarakat diharapkan berempati dengan kejadian itu.
Budi Karya Sumadi mengatakan, pembangunan infrastruktur hingga ke pelosok Indonesia merupakan Program Nawacita yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini merupakan upaya konkret pemerintah dalam mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sementara itu, Idrus Marham menuturkan, Indonesia akan terus maju jika masyarakat, khususnya para pemuda tidak disusupi paham radikal. Untuk itu, pemuda harus menjunjung tinggi sikap nasionalisme agar tidak mudah terpapar paham radikal. Mereka juga diminta menyibukkan diri dengan kegiatan positif, misalnya degan berwirausaha.
Dalam kesempatan itu, Idrus juga memastikan pemerintah akan memberikan santunan terhadap keluarga korban ledakan bom. Tahap pertama yang dilakukan adalah tanggap darurat agar para korban luka segera mendapatkan perawatan.
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Lampung Abdul Syukur mengungkapkan, strategi penyebaran paham radikal dilakukan melalui berbagai cara, antara lain lewat komunikasi langsung. Strategi lain adalah melalui perkawinan, kegiatan perkumpulan, penerbitan buku, serta ajakan lewat media sosial. Hal itu menyebabkan pemuda yang sehari-hari mengakses internet rentan terpapar paham radikal.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.