YOGYAKARTA, KOMPAS—Pancasila sebagai ideologi dan pemersatu bangsa harus senantiasa dirawat dalam ingatan masyarakat, terutama generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa. Konser musik yang diisi dengan orasi kebangsaan menjadi cara yang dapat dilakukan untuk membumikan ideologi tersebut.
Ketua Sekretariat Bersama Keistimewaan DIY Widihasto Wasana Putra mengatakan, Pancasila adalah konsensus nasional yang harus dijaga. Ia menambahkan, hal itu menjadi kian penting mengingat kehidupan berbangsa ini sedang diwarnai upaya kelompok yang ingin mengganggu Pancasila.
“Kita sama-sama bagian dari warga bangsa terus terpanggil untuk meneguhkan dan mendorong bahwa Pancasila adalah konsensus nasional yang harus kita jaga. Terlebih, kita sedang diwarnai oleh kelompok yang ingin mengganggu Pancasila,” kata Widihasto, dalam konferensi pers “Konser Indonesia Damai #PancasilaRumahKita”, di Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada (PSP UGM), Yogyakarta, Minggu (27/5/2018).
Konser itu akan digelar pada Jumat (1/6/2018), bertepatan dengan hari lahir Pancasila. Konser itu diselenggarakan oleh PSP UGM bekerja sama dengan Sekretariat Bersama Keistimewaan DIY, Gelora Bahana Patria, Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada, Ikatan Alumni Universitas Islam Indonesia, dan Pramuka Kwartir Daerah DIY.
Kepala PSP UGM Heri Santosa mengatakan, konser itu dapat menjadi momentum untuk memaknai Pancasila sekaligus meneguhkan UGM sebagai institusi pendidikan yang selalu berusaha mengamalkan ideologi tersebut.
Akan tetapi, Heri menyampaikan, konser itu hanya salah satu cara untuk menarik generasi muda dan seluruh elemen masyarakat untuk kembali tertarik membicarakan Pancasila. Elemen yang paling penting dalam konser itu, menurut Heri, adalah orasi kebangsaan.
“Kami tidak ingin sekadar hura-hura. Ini adalah salah satu cara untuk mendekatkan Pancasila kepada anak muda. Substansinya lebih pada oirasi kebangsaan,” kata Heri.
Adapun tokoh-tokoh yang direncanakan mengisi orasi kebangsaan itu adalah Mantan Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (2008-2013) Mahfud MD, Rektor UGM Panut Mulyono, dan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X.
Sementara itu, penampil utama dalam konser itu adalah Slank, grup musik asal Jakarta. Widihasto mengatakan, Slank dipilih karena grup musik itu memiliki banyak penggemar yang terdiri dari anak muda. Dengan mengajak mereka, ia beranggapan, dapat menguatkan ideologi Pancasila melalui cara yang menyenangkan.
“Kami ingin memperkuat ideologi mereka. Tujuannya supaya nanti mereka memiliki ideologi Pancasila yang betul-betul kuat. Hal ini dilakukan dengan cara yang menyenangkan lewat konser musik,” kata Widihasto.
Tim Ahli PSP UGM Sutaryo mengatakan, hal serupa. Ia berpendapat, grup musik itu ada di dalam hati setiap anak muda. Selain itu, ia menilai, grup musik itu mampu memberikan semangat terhadap anak muda untuk tetap hidup dalam rasa kesatuan Indonesia.
“Slank membumi di hati anak muda. Mereka mampu mengungkapkan suasana hati dengan baik. Itu menjadi contoh bahwa ada budaya Indonesia di dalamnya. Mereka bisa menyemangati untuk tetap hidup dalam ke-Indonesia-an,” kata Sutaryo.
Selain Slank, penampil lainnya adalah NOS Indonesia, Gelora Bahana Patria, dan audabe dari pelajar dan mahasiswa lintas institusi pendidikan se-Yogyakarta yang akan mempersembahkan lagu-lagu kebangsaan.