JAKARTA, KOMPAS - Penjabat Gubernur Jawa Barat (Jabar), Komisaris Jenderal (Pol) Mochamad Iriawan menegaskan, dirinya tidak akan mengorbankan kariernya di Polri dan mencoreng namanya sendiri sebagai putra daerah Jabar, dengan menyalahgunakan kekuasaan yang baru saja ia emban.
"Saya sudah berdinas di Polri sejak 1984 dan sekarang saya hampir di penghujung karier saya. Apa mungkin saya mau mengorbankan / menghancurkan karier saya di Polri yang sudah dengan susah payah saya titi selama hampir 34 tahun," tutur Iriawan.
Saya sudah berdinas di Polri sejak 1984 dan sekarang saya hampir di penghujung karier saya. Apa mungkin saya mau mengorbankan / menghancurkan karier saya di Polri yang sudah dengan susah payah saya titi selama hampir 34 tahun
Ia melanjutkan, "Sebagai putra daerah (Kuningan, Jabar), apa mungkin saya mencoreng muka saya sendiri di depan para sesepuh Jabar dan rakyat Jabar?Saya juga ingin mengukir nama baik dan sukses sebagai penjabat gubernur Jabar."
Pernyataan Iriawan tersebut dilontarkan untuk merespon sejumlah dugaan dan tuduhan yang dilayangkan bahwa dirinya tidak akan netral dalam mengawal pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat. Pemungutan suara serentak, bersama dengan 170 daerah lain, akan digelar pada 27 Juni mendatang atau sembilan hari lagi.
"Bagaimana caranya saya tidak netral? Apakah dengan cara saya menggerakkan komponen yang ada di Jabar untuk memenangkan salah satu pasangan calon tertentu? Kalau itu saya lakukan, pasti akan bocor dan ramai. Sangat besar risikonya untuk jabatan dan karier saya," ujar Iriawan.
Ia dilantik sebagai penjabat Gubernur Jabar, Senin pagi di Bandung oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Sebelum menjabat sementara sebagai Gubernur Jabar, Iriawan menjabat Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas). Iriawan akan mengisi posisi Penjabat Gubernur Jabar sampai gubernur dan wakil gubernur terpilih dilantik yang rencananya akan dilakukan 19 September mendatang.
Pelantikan Senin kemarin disertai prosesi sumpah jabatan dilanjutkan penandatanganan berita acara dan pakta integritas. Acara dilanjutkan serah terima jabatan dari Ahmad Heryawan yang mengakhiri masa jabatannya pada 13 Juni, kepada Iriawan.
Iriawan mengungkapkan, penunjukkan dan pelantikannya sebagai Penjabat Gubernur Jabar sudah sesuai perundangan dan ketentuan yang berlaku.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. “Tak mungkin saya mengusulkan orang (nama) yang menjerumuskan Presiden. Penunjukan ini sudah sesuai dengan aturan, dan status Iriawan pun sudah dimutasi dari pejabat aktif Polri ke sebuah lembaga (Lemhannas). Jadi struktur eselonnya sama dengan direktur jenderal,” kata Tjahjo di Bandung, di sela-sela pelantikan Iriawan.
Meskipun sudah sesuai dengan perundangan dan ketentuan yang berlaku pun, Iriawan masih bersilaturahmi mengharap dukungan dan masukan dari para sesepuh Jabar. "Saya kan putera daerah, sudah sepantasnya saya menghormati para sesepuh Jabar," ucapnya.
Buat Iriawan, penunjukkan formal dan legalitas negara harus dibarengi dukungan moral dan masukan lain dari para sesepuh. "Saya tahu undak usuk (tata krama). Saya sudah sepantasnya tahu diri, mendengarkan dan belajar dari pengalaman mereka," tutur Iriawan.