logo Kompas.id
Politik & HukumKisah tentang Alif yang...
Iklan

Kisah tentang Alif yang Menolak Diam

Oleh
Rini Kustiasih
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/P9nMPSxtGPltJjqoJXh8WRNvMyI=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F06%2F20180620_ANTI-KORUPSI__web.jpg
KOMPAS/RINI KUSTIASIH

Film menjadi sarana alternatif untuk mengampanyekan kesadaran tentang antikorupsi. Dalam diskusi yang digelar oleh Transparency International Indonesia (TII), 22 Mei 2018, sejumlah pembicara membahas tentang efektivitas dan peran penting film dalam penyampaian pesan antikorupsi. Diskusi itu mengahdirkan pembicara antara lain, Kepala Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Maman Wijaya, aktivis 98 John Muhammad, dan Sekretaris Jenderal TII Dadang Trisasongko.

Kesadaran mengenai bahaya korupsi di kalangan anak muda masih perlu ditingkat. Film menjadi salah satu sarana untuk memupuk kesadaran itu sekaligus mendorong mereka menginternalisasi nilai kejujuran.

Sebuah pengumuman di majalah dinding sekolah membuat Alif gusar. Matanya tertuju tajam pada surat yang ditandatangani Kepala Sekolah SMA 1 Luhur, Yogyakarta, itu yang menyatakan tidak akan ada wisuda untuk lulusan 2008/2009. Geram. Ia pun menarik kertas itu dan membawanya ke hadapan Bondan, Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000