MAKASSAR, KOMPAS — Hingga kini masih ada sekitar 35.000 pemilih ganda di Makassar. Untuk pencegahan penyalahgunaan pemilihan ganda ini, KPU dan Bawaslu akan mengawasi TPS. Para tim pasangan calon dan saksi-saksi juga diminta turut mengawasi.
Hal ini dikatakan Koordinator Divisi Hubungan Masyarakat, Data dan Informasi, dan Hubungan Antarlembaga, KPU Sulsel Uslimin, Minggu (24/6/2018) sore.
”Sejak kami dilantik Mei lalu, kami sudah dihadapkan pada persoalan ini. Kami sudah berusaha memperbaiki data pemilih ganda ini yang tadinya dari 100.000 lebih, hingga kini tertinggal 35.000. Sulit mengejar perbaikan hingga hari pencoblosan. Karena itu, untuk pencegahan dan antisipasi, kami akan meminta semua penyelenggara, Bawaslu, saksi, dan tim pasangan calon mengawasi ketat hal ini,” kata Uslimin.
Komisioner Bawaslu Sulsel, Saiful Jihad, mengatakan, pihaknya juga akan mengawasi ketat seluruh TPS di Makassar untuk mencegah data pemilih ganda ini dimanfaatkan. ”Ini memang riskan karena membuka peluang orang memilih dua kali. Kami berusaha mengantisipasi dengan memperketat pengawasan,” katanya.
Selain pemilih ganda, persoalan lain yang dihadapi beberapa KPU di daerah adalah pemilih yang berdomisili di Sulsel, tapi memiliki KTP provinsi lain. Ini terjadi terutama pada jemaah haji tahun lalu dan calon jamaah haji yang karena persoalan kuota haji terpaksa mendaftar melalui provinsi lain. Ada juga beberapa daerah yang lokasinya terendam banjir sehingga petugas masih melihat apakah kotak suara akan dibawa ke lokasi warga mengungsi atau membuat TPS darurat.
”Namun di luar soal itu, lebih dari 80 persen logistik telah terdistribusi ke kecamatan. Bahkan, ada yang sudah sampai ke KPPS. Untuk wilayah pulau, logistik juga sudah sampai. Kami harap pada saat pencoblosan semua sudah di TPS. Untuk kekurangan surat suara di Makassar, juga sudah teratasi dengan mencetak baru,” kata Uslimin.
Di kantor KPU Sulsel, sepanjang Minggu siang hingga petang, tim pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulsel berdatangan melaporkan dana kampanye.
”Sejauh ini kami belum bisa memberikan data tentang dana kampanye ini karena semua berkas baru masuk dan masih kami teliti. Setelah pengecekan berkas, kami akan menyerahkan kepada tim audit untuk memeriksa laporan dana kampanye ini,” kata Koordinator Divisi Hukum dan Pengawasan Upi Hartati.
Berharap damai
Jusuf Kalla berharap Pilgub Sulsel berlangsung damai dan aman. Saat acara pertemuan saudagar Bugis Makassar pada Minggu Siang yang turut dihadiri empat calon gubernur, Jusuf Kalla berpesan agar mereka berkomitmen menjaga pilkada damai.
”Ini adalah empat calon dan saya berharap siapa pun yang terpilih, akan membangun Sulsel. Saya juga berharap keempatnya menjaga situasi tetap aman. Silakan masyarakat menentukan pilihan yang mana saja asalkan tetap menjaga situasi tetap damai,” katanya saat meminta keempat pasangan naik ke panggung.
Sejauh ini tahapan pilgub di Sulsel berjalan damai. Hampir tak ada gesekan di antara tim pemenangan para calon. Beberapa calon bahkan senantiasa menunjukkan keakraban saat bertemu di beberapa acara. Isu SARA nyaris tak terdengar di pilkada ini. Kampanye akbar tiga pasangan calon secara berturut-turut di Lapangan Karebosi, Makassar, sepanjang Rabu-Jumat (20-21/6/2018) berjalan lancar.
Penjabat Gubernur Sulsel Sumarsono turut mengapresiasi hal ini. ”Saya hormati keempat paslon yang bisa duduk bersama dan saling akrab. Itu tandanya 90 persen Pilkada Sulsel akan aman, nyaman, dan damai karena semuanya dewasa. Ini sangat berbeda saat saya jadi penjabat Gubernur DKI Jakarta, yang situasinya berbeda dan bikin stres,” katanya.
Berdasarkan nomor urut, empat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulsel adalah Nurdin Halid- Aziz Qahhar Muzakkar, Agus Arifin Nu’mang-Tanribali Lamo, Nurdin Abdullah-Sudirman Sulaiman, dan Ichsan Yasin Limpo-A Muzakkar.