JAKARTA, KOMAS - Jelang Asian Games dihelat Agustus mendatang, pemantauan lahan gambut diperketat. Patroli terpadu pencegahan kebakaran hutan juga difokuskan pada desa-desa rawan.
Presiden Joko Widodo menerima laporan pemantauan lahan gambut dari Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead dan Sekretaris BRG Hartono Prawiraatmaja di Istana Merdeka, Kamis (12/7/2018). “Pemantauan kebakaran hutan menjelang Asian Games ini kerja tim. Rekan-rekan di daerah ada Satgas yang dikomandani Bu Menteri (Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Pak Willem (Kepala Badan Nasional Pengendalian Bencana), sedangkan BRG memantau kelembaban gambut,” tutur Nazir.
Sejauh ini, Badan Meteorologi, Klomatologi, dan Geofisika memperkirakan musim kemarau akan berlangsung sampai September dengan puncak kekeringan Agustus. Selain itu, prediksi arah angin juga menentukan wilayah lahan gambut yang perlu dipantau secara intensif.
Sejauh ini, BRG memantau tiga titik di Sumatera Selatan yakni di Kecamatan Pangkalan Lapam, Kabupaten Ogan Komering Ilir; Kecamatan Muara Padang, Kabupaten Banyuasin; dan Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Bila terjadi kebakaran di ketiga titik ini, asap akan mengganggu wilayah sekitar Jakabaring, Palembang, sebab arah angin diprediksi dari tenggara. Namun, dalam pantauan BRG, kelembaban lahan ini masih berkisar 99-102 persen. Tinggi air di wilayah ini juga masih di sekitar permukaan tanah yang menandakan lahan cukup basah.
Setidaknya, kelembaban lahan gambut yang dinilai cukup aman dari kemungkinan kebakaran minimal 65 persen. Tinggi airnya pun tak lebih rendah dari 40 cm di bawah permukaan tanah. “Jadi sejauh ini masih aman tapi harus kita jaga terus,” kata Nazir.
Di sisi lain, kondisi lahan gambut di Provinsi Riau relatif kering. Kelembaban lahan sudah berkisar 60 persen. Karenanya, kewaspadaan dan patroli di wilayah ini perlu ditingkatkan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pun memfokuskan pencegahan kebakaran hutan melalui patroli terpadu. Patroli ini melibatkan TNI, Polri, serta Masyarakat Peduli Api (MPA) sebagai mitra KLHK. Dalam keterangan pers yang diterbitkan KLHK, Juli ini, patroli terpadu juga dilakukan di beberapa provinsi rawan kebakaran hutan seperti Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Raffles B Panjaitan menyebutkan, pada 2018, kegiatan dilakukan di 300 posko desa dengan target sama dengan tahun 2017. Lokasi patroli juga difokuskan pada desa-desa rawan. Patroli terpadu dilakukan sepanjang Maret sampai Oktober.
Dalam pantauan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan akhir pekan lalu, Jumat (6/7/2018), melalui satelit Terra Aqua, masih terpantau enam titik panas yang tersebar di Sumatera Selatan (dua titik), Nusa Tenggara Timur (tiga titik), dan Nusa Tenggara Barat (satu titik). Adapun melalui satelit NOAA, terpantau satu titik panas di Bali. (INA)