JAKARTA, KOMPAS - Partai Demokrat yang hingga kini belum menentukan sikap, tidak khawatir ditinggal oleh partai politik lain yang sudah menentukan arah koalisinya pada Pemilu 2019. Dalam rangka mematangkan opsi koalisi, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan bertemu Rabu (18/7/2018) ini.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/7), menampik anggapan bahwa Demokrat ketinggalan kereta karena belum menentukan arah koalisi.
”Sama sekali tidak (ketinggalan kereta). Yang penting kan komunikasi Demokrat jalan terus, baik dengan koalisi pemerintah (Jokowi) maupun Gerindra (Prabowo),” katanya.
Setelah Partai Kebangkitan Bangsa mendeklarasikan dukungan ke Joko Widodo pada Sabtu (14/7), kini tinggal Partai Demokrat yang belum memperjelas arah koalisinya. Adapun Partai Amanat Nasional (PAN), meski belum secara resmi mengumumkan arah koalisinya, belakangan ini makin merapat ke kubu Prabowo.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan enggan merinci detail pertemuan antara SBY dan Prabowo, Rabu esok hari ini, di kediaman Yudhoyono di Jakarta. ”Nantikan saja pertemuan tanggal 18 Juli. Akan penuh kejutan,” katanya.
Hinca mengisyaratkan bahwa Demokrat tidak lagi menjadikan putra sulung Yudhoyono, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono, sebagai syarat utama berkoalisi. ”Memang semua partai itu pasti menjual kadernya, tetapi realitas politik itu tergantung yang ada di akhir nanti bagaimana,” ujarnya.
Akan dimatangkan
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, ajakan agar Partai Demokrat ikut bergabung dengan koalisi Partai Gerindra dan mengusung Prabowo sebagai calon presiden akan dimatangkan di pertemuan antara Prabowo dan Yudhoyono.
Pertemuan itu merupakan kelanjutan dari kunjungan Syarief Hasan ke kediaman Prabowo, pada 5 Juli 2018. Syarief hadir karena diutus Yudhoyono untuk membicarakan beberapa hal seputar pilpres. Pertemuan Prabowo dengan Yudhoyono ini juga telah disepakati dalam pertemuan antara Prabowo dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Sabtu lalu.
Namun, menurut Sohibul, permintaan Demokrat untuk mendapatkan kursi cawapres dalam koalisi akan jadi kerumitan. ”Akan sangat berat dan rumit kalau Demokrat minta kursi calon wakil presiden. Kami sendiri belum ada pembicaraan ke arah sana. Sebagai gantinya, kami sepakat untuk menawarkan portofolio menteri,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPP PDI-P Andreas Pareira menyatakan, partainya terbuka jika ada partai lain yang ingin bergabung dengan koalisi Jokowi pada Pemilu 2019.