Kesempatan JoIn Masih Ada

KOMPAS/NINA SUSILO

Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto (kiri) mengikuti acara pemotongan tumpeng oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kedua dari kanan) yang disertai Sekjen PKB Abdul Kadir Karding (kanan). Minggu (22/7/2018), PKB memperingati hari lahir ke-20 partai yang dilahirkan para kyai Nahdlatul Ulama tersebut.

JAKARTA, KOMPAS - Presiden Joko Widodo kembali memberikan tanggapan mengambang untuk sosok yang akan mendampinginya sebagai calon Wakil Presiden dalam Pemilu Presiden 2019. Muhaimin Iskandar maupun figur lain masih akan dipertimbangkan dalam satu-dua pekan ini.

Nama Muhaimin Iskandar terus dinyanyikan dan diserukan dalam berbagai segmen dalam Peringatan Hari Lahir ke-20 Partai Kebangkitan Bangsa di Jakarta, Minggu (22/7/2018). Seniman lukis pasir yang menggambarkan perjalanan PKB pun mengakhiri dengan gambar wajah Joko Widodo dan Muhaimin dengan tulisan JoIn 2019 sebagai akronim kedua nama tersebut. Di billboard seperti terpasang di Jalan Gatot Subroto Jakarta pun gambar foto serupa juga terpampang. Selain itu, ditampilkan pula rekaman dukungan para kyai dan masyarakat kepada Muhaimin sebagai cawapres.

Presiden Joko Widodo pun menanggapinya dalam sambutannya di Peringatan Harlah ke-20 PKB yang juga dihadiri para elite partai seperti Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKPI Diaz Hendropriyono, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, serta beberapa Menteri Kabinet Kerja.

Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa pekan lalu sempat ke Palembang bersama Muhaimin dan meninjau beberapa venue untuk Asian Games 2018. Dalam kesempatan tersebut, keduanya bermain bowling, menembak, dan mendayung. Saat bermain bowling, keduanya tak ada yang menang. Demikian pula saat keduanya menembak.

“Kalau mendayung, sulit, karena tidak ada nilainya. Kami mendayung berdua, jejer berdua. Ada banyak yang mengartikan bahwa mendayung berdua adalah bekerja sama. Kalau satu mendayung ke sana dan satunya ke sini, karam perahunya. Dan dengan statement Pak Ketum PKB Muhaimin Iskandar, jelas bahwa kita telah bekerja sama dan dalam dunia usaha, bekerja sama itu namanya ‘join’,” tutur Presiden.

Presiden kemudian berseloroh bahwa sering heran karena banyak yang menanyakan dan mengurusi ‘kantong’-nya. Kenyataannya, di sakunya tak ada uang ataupun nama.

Pertemuan dengan ketua-ketua umum partai politik baik dari PKB, Partai Golkar, Partai Nasdem, PAN, Partai Hanura, dan PDIP terus berlangsung hampir setiap hari. “Tapi seperti disampaikan Pak Muhaimin Islandar, janur melengkungnya belum. Jadi masih ada kesempatan. Kalau ingin bersama, masih ada kesempatan. Seminggu dua minggu kan masih ada waktu. Jadi silakan bersaing dalam satu dua minggu ini,” tutur Presiden Joko Widodo.

Sejauh ini, terdapat sekitar sepuluh nama yang disebut-sebut sebagai kandidat cawapres Joko Widodo. Dari kalangan profesional, tercatat nama Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dan pengusaha Chairul Tanjung.

Dari tokoh agama, terdapat nama Ketua MUI dan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Ma’ruf Amin, Mahfud MD, dan mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin. Selain itu, tiga ketua umum parpol yakni Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, dan M Romahurmuziy termasuk dalam nama-nama yang digodok. Menko Polhukam Wiranto dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko juga ditimang sebagai calon. Selain itu, masih ada nama Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi.

Partai-partai pendukung yang akan berkoalisi pun semakin matang. Beberapa partai sejak awal mendeklarasikan dukungannya seperti PDI-P, Partai Golkar, Partai Nasdem, PPP, dan Partai Hanura. PKB, menurut Anggota Dewan Syuro DPP PKB Maman Imanulhaq saat ditemui pekan lalu, tetap akan mendukung Joko Widodo kendati calon wapres yang ditawarkan PKB yakni Muhaimin Iskandar tak dipilih. Maman juga menegaskan PKB tak pernah menarik dukungan dari Jokowi dan bukan partai yang baru merapat setelah Jokowi terpilih.

Dalam sambutannya yang selama 38 menit, Muhaimin menjelaskan alasan para kyai dan ulama mendorongnya menjadi cawapres. “Saya menyebutnya silent hope, harapan diam, aspirasi yang secara ikhlas tidak pernah tersalurkan. Mereka percaya pada kami tapi tidak pernah terucapkan. Dengan maju JoIn, ini jalan untuk mengakses, ini jalan yang selama ini buntu,” tuturnya.

Muhaimin terkesan sedikit mengancam dengan menyampaikan bahwa bila harapan ini tak terakomodir, akan terjadi kebocoran-kebocoran seperti radikalisme yang terjadi.

PKB pun dalam Pemilu 2019 menargetkan perolehan yang ambisius. Bila tahun 2014 PKB meraih 11 juta suara yang kemudian dikonversi menjadi 47 kursi; pada Pemilu 2019, target mencapai 100 kursi DPR.

Tak hanya menerima potongan tumpeng pertama Harlah PKB dari Muhaimin, tetapi Presiden pun mengingatkan supaya politisi tak melulu asyik mengupayakan kemenangan dalam pesta demokrasi tapi lalai memberi edukasi pada masyarakat. Tanpa edukasi dari parpol dan politisi, kedewasaan berpolitik masyarakat tak akan tumbuh. Ketika masyarakat matang berpolitik, aset terbesar bangsa yakni persatuan kesatuan dan kerukunan akan terjaga kendati pemilihan kepala daerah maupun pemilu dilangsungkan setiap lima tahun. (INA)