”Ayo semangat. Jangan takut-takut menawar,” ujar panitia lelang dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan yang memimpin jalannya lelang. Lantaran sejumlah barang rampasan yang ditawarkan sepi peminat, bahkan yang sudah memasang uang jaminan juga enggan mengangkat papannya.
Namun, seketika kondisi berubah. Saat barang yang diberi label Lot 20 berupa kain kiswah berwarna hitam ditawarkan, sebanyak 14 peserta mengangkat papan kuning kecil dengan sigap. Kain berukuran 80 X 59 cm dengan kaligrafi berbenang emas yang merupakan barang rampasan dari terpidana kasus dana haji Suryadharma Ali dibuka dengan harga Rp 22,5 juta.
Panitia lelang mulai menaikkan harga. Memasuki angka Rp 100 juta, sebanyak 10 peserta masih bertahan. Lalu gugur satu per satu ketika angka mulai menembus Rp 250 juta. Tepuk tangan para peserta lain dan pengunjung yang menonton pun bergemuruh. Bahkan, Deputi Penindakan KPK Brigadir Jenderal (Pol) Firli yang ikut hadir ikut bertepuk tangan memberi semangat peserta yang masih bersaing.
Harga kain penutup Kabah tersebut terus melejit hingga Rp 400 juta. Hanya dua peserta yang masih bertahan mengangkat tinggi papan kecil kuningnya. Sampai akhirnya, kiswah tersebut dilepas dengan harga Rp 450 juta ke tangan pengusaha besi tua, Muhammad Jufri Saad. Jufri juga membawa pulang tas berwarna coklat merek Coach seharga Rp 1,3 juta yang dulunya merupakan milik bekas anggota DPRD Malang, M Basuki.
Jufri yang tidak hanya pertama kali mengikuti lelang barang rampasan KPK sudah mengincar kain kiswah tersebut. Bahkan, dia siap bertarung walau harga melesat sampai Rp 1 miliar. Menurut dia, suvenir tersebut unik dan tidak bisa asal diperoleh sehingga kesempatan ini menjadi sangat langka. Kain kiswah ini pun melengkapi koleksi barang rampasan KPK yang diperolehnya dari lelang.
Selain itu, ada juga dua rumah milik bekas anggota DPRD DKI Jakarta, Mohammad Sanusi, yang berada di Kembangan, Jakarta Barat, dan Cipete, Jakarta Selatan, laku dilelang. Masing-masing dilepas dengan harga awal, yaitu Rp 4,4 miliar dan Rp 10,5 miliar. Mobil milik mantan Bupati Musi Banyuasin Yan Anton Ferdian keluaran Mercedes Benz seri GL400 AT juga laku Rp 1,010 miliar dari harga awal Rp 711 juta.
Setidaknya, ada 95 peserta yang hadir di Gedung Penunjang KPK, Jakarta, Rabu (25/7/2018) yang berebut 23 barang rampasan tersebut. Dari jumlah barang tersebut, tersisa sembilan yang tidak berhasil dilelang, antara lain berupa tanah, rumah, mobil mewah, dan telepon seluler. ”Dari hasil kali ini diperoleh Rp 16,5 miliar untuk masuk ke kas negara,” ujar Koordinator Pelacakan Aset, Pengelolaan Barang Bukti dan Eksekusi KPK Irene Putri.
Di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Suryadharma yang tengah menjalani sidang lanjutan peninjauan kembali merasa berang mendengar kabar kain kiswah yang disita darinya laku dilelang. ”Apa pun yang terjadi harus kembali (kain kiswah), kalau pengadilan memutuskan harus dikembalikan. Meskipun sudah dijual harus tetap dikembalikan,” ujarnya sambil merasa tidak percaya kain kiswah yang tengah diajukannya dalam salah satu poin peninjauan kembali agar bisa kembali justru laku dijual dengan harga yang fantastis.
Berbeda dengan Sanusi yang tampak pasrah mendengar kabar lelang. Hanya, ia tetap mangaku sedang berjuang melalui peninjauan kembali untuk menggugat kekhilafan hakim.
Rasanya lelang kali ini cukup untuk mengingatkan bahwa apa yang diperoleh dengan jalan korupsi harus rela dikembalikan lagi.