JAKARTA, KOMPAS - Angkatan Udara Perancis membina hubungan dengan TNI AU sebagai bagian dari kemitraan strategis untuk mencapai stabilitas di kawasan Indo-Pasifik. Selain itu, mereka juga mempromosikan beberapa alutsistanya seperti jet tempur dan pesawat angkut.
Duta Besar Prancis untuk Indonesia Jean-Charles Berthonnet, Selasa (21/8/2018), di sela-sela acara kunjungan AU Perancis di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, mengatakan, kerja sama strategis antara dua negara sudah dijalin sejak 2011. Kunjungan AU Perancis ini dilakukan dalam konteks yang sama. Apalagi, kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama telah disepakati pada satu setengah tahun lalu.
Kunjungan tersebut juga dihadiri oleh Komandan Misi Pegasus, Marsekal Muda Patrick Charaix, dan Menteri BUMN RI Rini Soemarno.
Kerja sama pertahanan antara kedua negara dinilai Jean-Charles sangat penting karena kedua negara menginginkan kestabilan di kawasan Indo-Pasifik. Peran Indonesia yang berada di tengah-tengah kawasan itu tentu sangat penting. “Posisi Indonesia yang ada di tengah-tengah Indo-Pasifik adalah kenyataan geostrategis,” kata Jean.
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan Patrick Charaix, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan Perancis dalam latihan Multilateral Komodo beberapa bulan lalu. Saat itu, Perancis mengirimkan dua kapal Angkatan Lautnya. Hadi berharap, Perancis dapat berpartisipasi dalam pameran Indo Defence yang akan diselenggarakan di Jakarta, November mendatang.
Patrick Charaix mengatakan, kunjungannya ke beberapa negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia adalah untuk memperdalam hubungan yang terbina antar kedua Angkatan Bersenjata. Selain itu, AU Perancis ingin memperkenalkan beberapa alutsista seperti jet tempur Rafale dan pesawat angkut A 400 M yang selama ini mereka gunakan.
Sementara itu, Jean-Charles memahami bahwa situasi Indonesia saat ini relatif kompleks terutama dengan adanya gempa bumi di Lombok. Ia mengatakan, tidak tertutup kemungkinan AU Perancis bisa membantu membawa bantuan ke Lombok.
Hal senada juga disampaikan Patrick Charaix. Pihaknya siap membantu penangkutan logistik bantuan ke Lombok. Namun, ia menggarisbawahi bahwa hal ini tergantung kebijakan luar negeri Indonesia dan Perancis.
Patrick mengatakan, dirinya ke Indonesia setelah mengikuti latihan Pitch Black di Australia. Ia tidak membantah bahwa latihan itu juga menunjukkan kehadiran Perancis di kawasan Asia Pasifik. Menurutnya, tentunya pihaknya tidak ada keinginan untuk bertindak asertif.
“Tapi pada prinsipnya, Perancis mendukung kebebasan melalui jalur-jalur udara dan pelayaran internasional,” katanya.