JAKARTA, KOMPAS - Kepolisian Negara RI memastikan seluruh ancaman serangan teror telah diantisipasi oleh tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Atas dasar itu, situasi keamanan di Indonesia tetap kondusif sehingga tidak akan memengaruhi penyelenggaraan agenda internasional, termasuk Asian Games 2018.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan, tim Densus 88 Antiteror terus berupaya meredam ancaman teror yang direncanakan sel-sel teroris di Tanah Air. Dalam empat bulan terakhir, Densus telah menangkap sekitar 260 teroris di seluruh Indonesia.
Setyo menyayangkan keputusan Pemerintah Australia mengeluarkan imbauan untuk berhati-hati (advisory warning) kepada warganya yang akan mengunjungi atau bermukim di Indonesia. Dampak dari kebijakan itu, Konsulat Jenderal Australia di Surabaya, Jawa Timur, membatalkan kehadiran stafnya pada peresmian Pusat Informasi Australia di Universitas Airlangga, Kamis (23/8/2018).
”Seharusnya berkoordinasi dengan kami terkait ancaman seperti apa yang diterima agar kami bisa berikan pengamanan. Sejauh ini, Polri tidak melihat ada ancaman teror,” kata Setyo, Jumat, di Jakarta.
Ia juga menekankan, warga Indonesia tidak perlu khawatir terhadap munculnya imbauan itu. Sebab, hal itu hanya ditujukan untuk warga Australia.
Polri, tambahnya, tetap berkomitmen untuk tak mengendurkan pengamanan di seluruh Indonesia, terutama wilayah penyelenggaraan Asian Games 2018 dan Pertemuan Tahunan IMF 2018 di Bali.
Secara terpisah, Rakyan Adi Brata, Direktur Deputi International Association for Counter Terrorism and Security Professionals Center Indonesia, menilai wajar Pemerintah Australia mengeluarkan imbauan semacam itu. Hal tersebut menunjukkan Pemerintah Australia tak mau menganggap remeh potensi ancaman teror yang menargetkan warganya.
Namun, lanjut Rakyan, hingga kini belum ada ancaman teroris yang signifikan. Selama ini Indonesia sudah sering menerima ancaman dari sel-sel teroris yang disebarkan melalui media sosial. ”Berbagai penangkapan yang dilakukan tim Densus 88 telah menurunkan risiko serangan teror yang terencana. Tetapi, Indonesia juga harus menghargai kebijakan Australia yang dikeluarkan sebagai bentuk mematuhi prosedur yang mereka miliki,” ujarnya.