Kecerdasan Buatan Mutlak Diintegrasikan ke Pelayanan Publik
Oleh
Buyung Wijaya Kusuma
·2 menit baca
Dalam mengantisipasi perkembangan teknologi yang telah memasuki Revolusi Industri 4.0, pelayanan publik dari aparatur sipil negara atau ASN harus melalui proses integrasi pelayanan publik berbasis IT serta mengantisipasi perkembangan nanoteknologi dan kecerdasan buatan.
Selain itu, harus ada perbaikan organisasi, bagaimana menciptakan desain organisasi yang lincah dan berdasar pada prinsip seluruh instansi serta akuntabel. Hal lainnya adalah dengan SDM, yakni bagaimana mendorong pembelajaran di lingkungan kerja juga kolaborasi antarpegawai.
Tiga hal tersebut diutarakan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Syafruddin dalam sambutan saat membuka Eastern Regional Organization for Public Administration (Eropa) Conference di Nusa Dua, Bali, Senin (17/9/2018), seperti siaran pers yang diterima Kompas.id.
Perkembangan teknologi yang cepat telah menyebabkan gangguan, yang tidak hanya muncul dalam sektor privat semata, tetapi juga dari sektor pemerintah. Oleh sebab itu, berbagai hal telah dilakukan guna mengantisipasi perkembangan teknologi yang telah memasuki Revolusi Industri 4.0. ”Terdapat tiga hal untuk menjawab berbagai tantangan global serta mengantisipasi perkembangan teknologi yang masuk di era revolusi industri 4.0,” ujar Syafruddin.
Dalam kesempatan tersebut, Syafruddin menceritakan bahwa belum lama ini melakukan kunjungan kerja ke Korea Selatan mendampingi Presiden RI dalam rangka melakukan MOU dengan Ministry of Personnel Management (MPM) dan Ministry of Interior and Safety (MOIS) guna mendorong sistem manajemen ASN yang lebih baik lagi.
”Saya melihat banyak negara maju dan berhasil sangat ditentukan faktor SDM aparatur yang kapabel, kompatibel, akseptabel, akuntabel, responsif terhadap perkembangan zaman now,” ujarnya.
Menurut Syafruddin, pemerintah saat ini telah mengantisipasi berbagai hal dalam merespons perubahan global dengan melakukan penataan manajemen ASN, yakni dengan penerapan Human Capital Management Approach. Selain itu, dalam pengembangan kompetensi ASN, pihaknya menerapkan pendekatan Corporate University yang menitikberatkan pada pembelajaran di tempat kerja, melalui coaching dan mentoring.
Pemerintah juga tengah mengembangkan model-model pertukaran pegawai dan magang antarinstansi pemerintah ataupun dengan instansi non-pemerintahan. Selain itu yang tidak kalah pentingnya penerapan kebijakan one agency one innovation, yang diharapkan dapat menanamkan mentalitas inovasi dan menciptakan inovasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Adi Suryanto; President, Local Autonomy College, Japan Shigeru Matsuzaki; Assistant Researcher, China Academy of Personal Science Li Yu; President NHI and Eropa EC Chair Yang Hyang Ja; Sec-General Eropa Orlando Mercado; dan Join Secretary, Ministry of Federal Affairs and General Administration Nepal Bhup Baral.