DPP, KOMPAS Bakal calon presiden Prabowo Subianto menegaskan, pemilu merupakan salah satu representasi demokrasi. Pemilu bersih akan memberikan legitimasi rakyat kepada kandidat terpilih untuk menjalankan pemerintahan dengan optimal.
”Kaidah-kaidah demokrasi terwujud (dari) pemilu yang bersih, adil, yang tidak akal-akalan. Manakala kaidah itu dilanggar, yang terjadi adalah ketidakstabilan. Akan terjadi guncangan-guncangan dalam masyarakat,” kata bakal calon presiden Prabowo Subianto dalam Lokakarya Nasional Bakal Calon Anggota Legislatif Partai Amanat Nasional (PAN) di Jakarta, Minggu (16/9/2018). Turut hadir Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan dan Sekjen DPP PAN Eddy Soeparno.
Ia juga menekankan, kedaulatan rakyat akan terwujud selama terjadi perdamaian. ”Perdamaian dalam negara sebesar kita hanya bisa terwujud kalau ada sistem demokrasi. Dari situ rakyat berdaulat,” ujarnya.
Menurut Prabowo, demokrasi satu-satunya sistem pemerintahan yang bisa membawa perdamaian dan kemakmuran. ”Saya ini besar sebagai prajurit, bidangnya perang. Tapi, saya sadar bahwa perang harus kita hindari karena dalam perang tidak mungkin bisa tercapai kemakmuran dan kesejahteraan,” katanya.
Zulkifli menargetkan perolehan suara dua digit dalam Pemilihan Legislatif 2019. ”Target kita lebih kurang 58 kursi DPR. Artinya 10 persen,” kata Zulkifli.
Di tempat terpisah, Prabowo menandatangani pakta integritas hasil ijtima ulama II yang disodorkan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama. ”Saya menyampaikan penghargaan kepada ijtima ulama II atas komitmen mereka,” ucapnya.
Mendewasakan
Adapun bakal capres yang juga petahana, Joko Widodo, mengajak semua pihak berkompetisi secara sehat dan bermartabat. ”Dari dulu kita selalu sampaikan tentang optimisme, program, apa yang sudah kita kerjakan. Saya kira ini akan mendewasakan dan mematangkan cara-cara berpolitik masyarakat,” kata Jokowi setelah menutup Rapat Kerja Nasional IV Projo di Jakarta, Minggu. (E21/LAS)