Kehadiran ekonom senior dan kader PDI-P Kwik Kian Gie di rumah pemenangan pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Menteng, Jakarta, Jumat (21/9/2018), menarik perhatian banyak orang. Pasalnya, Senin lalu atau empat hari sebelumnya, ia datang ke rumah Capres Prabowo Subianto di Kebayoran Baru dan kemudian ada pernyataan bahwa dia jadi anggota tim penasihat ekonomi Prabowo.
Saat di rumah Prabowo, Kwik mendiskusikan pemikiran ekonominya. Kegiatan yang mirip, juga ia lakukan di posko pemenangan Jokowi-Ma\'ruf.
Kwik hadir di posko pemenangan Jokowi-Ma\'ruf untuk memberikan materi dalam diskusi tertutup tentang kondisi ekonomi terkini. Diskusi yang dimoderatori politisi Partai Golkar Misbakhun itu juga dihadiri sejumlah politisi partai pendukung Jokowi-Ma’ruf.
Kwik yang mengenakan kemeja merah muda dan celana panjang hitam tidak banyak bicara dan hanya tersenyum saat memasuki posko pemenangan Jokowi-Ma’ruf. Ia baru memberi pernyataan pers setelah diskusi tertutup selesai.
Ia mengawali pernyataannya dengan menjelaskan bahwa pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004, ia sempat menulis buku berjudul Platform Presiden. Buku itu berisi pemikiran Kwik mengenai bagaimana idealnya seorang presiden berpikir dan bertindak mengatasi berbagai persoalan ekonomi. Namun, saat itu, Kwik merasa bukunya tidak mendapat tanggapan.
Beberapa waktu lalu, Prabowo memanggil Kwik dan menunjukkan bahwa ia sudah membaca buku Platfrom Presiden sampai habis, bahkan menandai beberapa bagiannya dengan stabilo kuning. Kwik menuturkan, saat itu, Prabowo mengajaknya berdiskusi dan meminta Kwik menjabarkan pemikirannya.
Kwik mengatakan, sudah lama mengenal dan dekat secara pribadi dengan Prabowo. Ini karena ia sebelumnya sering bertemu, diskusi, dan makan malam bersama dengan ayah Prabowo, yaitu Sumitro Djojohadikusumo, mantan Menteri Keuangan di era Presiden Soekarno.
“Saya kenal baik dengan Pak Prabowo sudah sangat lama, sejak sebelum Pak Prabowo tidak punya pikiran aktif di bidang politik. Maka, ketika diajak berdiskusi tentu saya bersedia. Saya tidak bisa bilang tidak mau,” katanya.
Kendati demikian, Kwik menegaskan, tidak mendukung pihak manapun di Pemilu 2019. Posisi sebagai penasihat Prabowo, membuatnya akan berdiskusi secara berkala dengan Prabowo. Namun, sebagai kader PDI-P, ia juga tetap akan melanjutkan diskusi ekonomi bersama tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf.
“Saya tak mendukung ke sana, saya tidak mendukung ke sini. Saya dukung pikiran-pikiran saya sendiri,” tegasnya.
Saya tak mendukung ke sana, saya tidak mendukung ke sini. Saya dukung pikiran-pikiran saya sendiri
Peristiwa yang serupa dengan Kwik, beberapa kali terjadi menjelang Pemilu 2019. Dukung-mendukung politik terkesan lebih cair. Ini karena banyak figur publik, politisi, dan pejabat yang mendukung capres-cawapres di luar sikap dan garis politik partai asalnya, atau di luar sikap politik pribadinya selama ini. Hal itu, misalnya diperlihatkan sejumlah kepala daerah asal Partai Demokrat yang mendukung Jokowi-Ma’ruf.
Dalam demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan berpendapat, fenomena seperti di atas bukanlah hal yang mengejutkan. Namun, di atas segalanya, hal itu harus tetap mengedepankan cara-cara yang sehat, adil, beretika, dan tidak memecah-belah.