JAKARTA, KOMPAS - Sebanyak 116 perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia dimutasi, termasuk ditunjuknya Wakil Kepala Staf Angkatan Laut menjadi Kepala Badan Keamanan Laut yang kosong karena pejabat sebelumnya pensiun. Dari pola mutasi terlihat ada upaya untuk mengonsolidasikan organisasi TNI serta melakukan regenerasi di tingkat komando utama.
Dalam salinan Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/953/IX/2018 yang dikeluarkan pada 24 September 2018, kebutuhan organisasi TNI menjadi alasan mutasi rutin. Kali ini, mutasi dilakukan terhadap 116 perwira tinggi, 11 orang di antaranya memasuki masa pensiun.
Peneliti Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi), Alman Helvas Ali, menyoroti mutasi Wakil KSAL Laksamana Madya Achmad Taufiqoerrochman menjadi Kepala Bakamla menggantikan Laksamana Madya (Purn) Arie Soedewo yang memasuki masa pensiun pada Juni 2018 lalu. Alman mengatakan, menurut kebiasaan di tubuh TNI AL, memang diharapkan agar KSAL dan Wakil KSAL tak berasal dari satu angkatan. Dengan demikian, bisa terjadi regenerasi. KSAL Laksamana Siwi Sukma Adji serta Achmad Taufiqoerrochman sama- sama lulus dari Akademi Angkatan Laut tahun 1985. Siwi menggantikan Laksamana (Purn) Ade Soepandi pada Mei lalu.
Menurut Alman, saat ini ada dua angkatan yang kehadirannya dominan di TNI AL, yaitu angkatan 1986 dan angkatan 1987. Wakil KSAL yang baru, yaitu Laksamana Muda Wuspo Lukito, serta Panglima Komando Armada II yang baru, Laksamana Muda Mintoro Yulianto, sama-sama berasal dari angkatan 1986. Wuspo sebelumnya menduduki jabatan Gubernur Akademi Angkatan Laut, sementara Mintoro adalah pengkaji di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas). Didik Setiyono yang saat ini menjadi Panglima Komando Armada II berasal dari AAL 1987. Ia menjadi Asisten Operasi KSAL menggantikan Laksamana Muda Aan Kurnia, juga AAL 1987.
”Dari mutasi di TNI AL terlihat bahwa pertimbangan yang menonjol adalah profesionalisme dan angkatan,” kata Alman.
Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Iis Gindarsah, mengatakan, merujuk daftar mutasi itu, ada dua hal yang ia garis bawahi. Pertama, tengah terjadi konsolidasi organisasi TNI. Kedua, terjadi regenerasi pimpinan di tingkat Komando Utama TNI, baik di matra darat, laut, maupun udara.