Dua Minggu Sekali, Prabowo-Sandiaga Kampanye di Jawa Timur
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, menjadikan Jawa Timur sebagai salah satu wilayah penting dalam kontestasi Pemilu Presiden 2019. Mereka akan rutin berkampanye di Jawa Timur dalam dua minggu sekali.
”Setiap dua minggu sekali akan sapa masyarakat Jawa Timur,” kata Sandiaga seusai peresmian Rumah Pemenangan Jawa Timur pasangan Prabowo-Sandiaga di Surabaya, Senin (22/10/2018).
Ia menuturkan, masih ada 178 hari sebelum pemilihan presiden yang akan digelar pada 17 April 2019. Selama masa kampanye sebelum pemilihan berlangsung, Sandiaga akan berusaha semaksimal mungkin meyakinkan pemilih di Jatim untuk memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2.
”Kami optimistis (menang) di Jawa Timur. Kami akan menyerahkan kepada Allah, yang penting terus bekerja keras dan bekerja ikhlas,” ucap Sandiaga.
Berdasarkan rekapitulasi daftar pemilih sementara Komisi Pemilihan Umum per 22 Agustus 2018, Provinsi Jatim menjadi daerah penyumbang pemilih terbanyak untuk Pemilu 2019. Di provinsi tersebut terdata 30.555.506 pemilih yang memiliki hak suara untuk mencoblos tahun depan.
Urutan kedua terbanyak adalah Provinsi Jawa Barat dengan 29.803.209 pemilih dan disusul Jawa Tengah dengan 24.734.078 pemilih. KPU menargetkan partisipasi pemilih sebesar 77,5 persen dari total pemilih.
Pasangan Prabowo-Sandiaga memulai kampanye di Jatim pada Sabtu-Minggu, 21-22 Oktober, bersamaan dengan peringatan Hari Santri. Mereka menyambangi sejumlah pasar dan kantong-kantong pemilih dari latar belakang Nahdlatul Ulama (NU).
Beberapa lokasi kampanye pasangan tersebut antara lain Pusat Grosir Surabaya, petani bawang di Mojokerto, Wisata Air Panas di Pacet, serta makam musisi Gombloh dan pembuat logo NU KH Ridwan Abdullah di Tempat Pemakaman Umum Tembok Gede.
Kemudian, mereka juga menyambangi kantong-kantong suara pemilih NU, antara lain Pondok Pesantren Tebu Ireng dan makam KH Abdurrahman Wahid, Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif di Jombang, Pondok Pesantren Bahrul Ulum di Gresik, dan ditutup dengan peresmian Rumah Pemenangan Jawa Timur yang berada satu kompleks dengan Museum NU.
”Hari ini kami menyelesaikan napak tilas resolusi jihad. Tidak ada hari pahlawan tanpa resolusi jihad. Santri harus mengambil peran yang lebih besar untuk kemajuan bangsa,” kata Sandiaga.