logo Kompas.id
Politik & HukumLaweyan Poros Perlawanan
Iklan

Laweyan Poros Perlawanan

Oleh
Antony Lee dan Rini Kustiasih
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/LRyeXUlcbdnx8DmMHDXt0SqGymM=/1024x609/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F10%2Fkompas_tark_5160248_54_0.jpeg
KOMPAS/SRI REJEKI

Proses Membatik - Para desainer dari Italia melihat proses pembuatan batik, seperti pengecapan batik di tempat produksi batik Saud Effendi di Kampoeng Batik Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (27/2). Mereka tertarik menggunakan batik sebagai material bagi karya busana mereka selain ingin mendalami makna dan filosofi motik batik sehingga dapat membuat karyanya lebih dalam.

Kampung batik Laweyan di Kota Solo, Jawa Tengah, diperkirakan sudah ada sejak tahun 1546. Warga sekitar percaya, cucu Ki Ageng Henis, yang masih saudara dengan Jaka Tingkir dari Kerajaan Pajang, adalah orang yang pertama kali mengajari warga sekitar membuat lawe atau benang dari kapas. Karena sebagian besar masyarakat tempat Ki Ageng Henis itu berada banyak yang bekerja membuat lawe, daerah itu dinamai Laweyan.

”Sampai sekarang banyak pohon randu (pohon kapas) di bagian selatan kampung. Dulu, kapas dari randu-randu itu  diolah warga jadi lawe atau benang,” kata Riyanto (42),  pengurus Forum Kampoeng Batik Laweyan, saat ditemui pada September lalu   di Kantor Kelurahan Laweyan.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000