JAKARTA, KOMPAS -- Utusan Khusus Perdana Menteri Inggris untuk Kebebasan Beragama dan Menganut Kepercayaan Lord Ahmad of Wimbledon mengunjungi Indonesia pada Senin (30/10). Pertemuan yang dilakukan di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta untuk membicarakan hubungan antaragama di kedua negara.
Dalam kunjungannya, Ahmad diterima langsung oleh Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban Syafiq A Mughni. Menurut Ahmad, umat beragama seharusnya bisa saling bekerja sama tanpa melihat perbedaan yang ada.
“Misalnya di bidang pendidikan dan kesejahteraan sosial. Kita bisa duduk bersama membicarakan kurikulum pendidikan, ketersediaan lapangan pekerjaan, atau penggalangan dana untuk kemanusiaan. Jadi, tidak melulu untuk membicarakan perbedaan tafsir agama yang dogmatis,” kata Ahmad.
Secara tegas, Ahmad menyampaikan pentingnya peran aktif Indonesia untuk mendorong kerja-kerja perdamaian dunia. Selain itu juga untuk mempromosikan wasatiyat Islam sebagai jalan tengah.
Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, mengatakan, akan menindaklanjuti pertemuan dengan kerja sama bilateral. Ia mengatakan, di Inggris ada kota dengan penduduk Muslim yang cukup besar, yaitu Birmingham dengan jumlah mencapai 20 persen populasi.
“Indonesia memiliki peran penting dalam tataran global untuk mengatasi ekstremisme. Kita perlu mendorong promosi Wasatiyyah Islam Indonesia,” kata Moazzam.
Syafiq menyambut baik tawaran kerja sama Moazzam. Ia sepakat untuk melakukan twinning program berupa pertukaran pelajar dan pemuda, serta kerja sama antar sekolah terkait isu ekstremisme.
"Kerja sama ini penting dilakukan agar masyarakat tidak mudah saling menghakimi dan menyalahkan pihak lain. Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia sekaligus negara demokratis, Indonesia dapat menjadi contoh bagaimana ajaran Islam dan nilai demokrasi berjalan beriringan," papar Syafiq.
Kerja sama yang nyata antar umat beragama di Indonesia sudah sering sudah sering dilakukan. Syafiq mencontohkan, dalam penanganan bencana di Indonesia, setiap masyarakat saling membantu tanpa mempedulikan perbedaan agama. "Nilai-nilai seperti ini akan terus dipromosikan agar menjadi inspirasi negara lain," katanya. (SHARON PATRICIA)