JAKARTA, KOMPAS - Riuhnya Pemilihan Umum 2019 menuntut para calon legislatif untuk kreatif berkampanye di daerahnya. Kampanye kreatif bukan hanya soal cara berkampanye, tetapi harus pintar membahasakan program agar tepat sasaran kepada calon pemilih.
Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo mengatakan, meski media sosial bisa menjangkau publik lebih luas, tetapi kampanye tatap muka dengan calon pemilih masih sangat penting. "Meski yang menyukai atau komentar di media sosial banyak, belum tentu itu ada di daerah pemilihannya," kata Ari ketika dihubungi Senin (12/11/2018).
Ia mengatakan, kreatifitas caleg belum terlihat dalam masa kampanye. Padahal, tantangan caleg berat. Ari mengatakan, saat ini masyarakat dihadapkan dengan kejenuhan terhadap banyaknya partai politik dan caleg.
Menurut Ari, kampanye kreatif bukan hanya dilihat dari seberapa bagus atau uniknya video beredar di media sosial. Namun, caleg dituntut kreatif untuk memetakan dan membaca karakter calon pemilih di daerah pemilihan.
"Semakin jelas pemilih yang dituju, semakin jelas program yang ditawarkan. Hal itu akan lebih sampai kepada calon pemilih ketika benar-benar disampaikan langsung ke rumah-rumah calon pemilih," kata Ari.
Banyaknya caleg di setiap dapil menjadi tantangan bagi setiap caleg untuk menarik calon pemilih. Program yang tepat sesuai karakteristik calon pemilih perlu dipikirkan dengan kreatif. Ari mengatakan, hal tersebut tetap menjadi poin penting dalam kampanye.
"Fokuskan program kepada target pemilih yang paling lekat dengan modal sosial yang dimiliki caleg karena tidak mungkin menyasar semua kalangan. Kalau sudah begitu, cara menyampaikan program baru bisa ditentukan, bagaimana seharusnya konten di media sosial, bagaimana melalui door to door," ujar Ari.
Konvensional
Caleg DPRD Kabupaten Bekasi Dapil Tambun Selatan dari PSI, M Raffi Yudhistira, mengatakan, ia tetap melakukan kampanye dengan metode konvensional, yakni dengan berkeliling ke daerah pemilihannya. Cara itu ia lakukan agar bisa mengenalkan langsung pribadi dan partainya yang terhitung baru di kancah politik.
"Bertemu langsung lebih efektif memperkenalkan diri dan program. Jadi bisa bincang-bincang dengan calon pemilih," katanya.
Ia berkampanye hampir serupa dengan yang dilakukan kader PSI lain, yakni memberi kartu nama dan memberi poster ke setiap rumah yang ia kunjungi. Selain itu, ia membagikan setiap kegiatannya di media sosial yang ia miliki.
Ardi Wirawan (25), warga Bekasi, mengatakan, belum tahu siapa saja calon legislatif di daerahnya. Ia juga belum menentukan pilihan. Hal itu disebabkan karena terlalu banyak partai yang berkontestasi.
"Yang saya tahu hanya beberapa tokoh-tokoh partainya saja. Untuk caleg, saya tidak tahu wajah, kinerja, dan gagasannya apa di daerah saya," kata Ardi.
Ia mengatakan, anak muda seperti dirinya perlu berbincang langsung dengan para caleg. Ia juga ingin menguji tawaran dan gagasan para caleg. Hal itu yang selama ini ia belum rasakan dalam masa kampanye caleg.
"Kalau acara musik dan nyanyi-nyanyi, bagaimana kita bisa menguji argumen dan gagasan dia untuk wilayah kita?" kata Ardi. (Sucipto)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.