JAKARTA,KOMPAS — Relasi Partai Gerindra dan Partai Demokrat, dua partai pengusung calon presiden/calon wakil presiden, Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno, kian memanas. Demokrat mengajak Gerindra bertemu untuk membahas permasalahan yang muncul. Gerindra pun menyebut akan segera bertemu elite Demokrat.
Relasi kedua partai mulai terusik setelah Demokrat saat acara pembekalan calon anggota DPR dari Demokrat, Sabtu (10/11/2018) dan Minggu (11/11/2018), memilih memprioritaskan pemenangan partai di Pemilu 2019 daripada memenangkan Prabowo-Sandi.
Ini salah satunya dengan membiarkan calon anggota DPR Demokrat tidak memenangkan Prabowo-Sandi, khususnya di daerah pemilihan (dapil) yang bukan basis kekuatan dari Prabowo-Sandi.
Strategi Demokrat itu kemudian dilihat Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerindra Ahmad Muzani sebagai komplikasi dalam pemilu legislatif dan presiden yang digelar serentak, yang justru melahirkan sikap pragmatis partai, Kompas (14/11/2018). Hal itu tak selaras dengan ide yang ingin dicapai dari pemilu serentak.
Selain itu, dia menyinggung pula janji Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Komandan Satuan Tugas Bersama Demokrat untuk Pemilu 2019 (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono untuk berkampanye bersama Prabowo-Sandi. Namun, hingga kini janji itu belum bisa direalisasikan.
Pernyataan soal janji ini yang kemudian memicu reaksi keras dari Demokrat. Juru Bicara Kogasma Partai Demokrat Putu Supadma Rudana, Rabu (14/11/2018), menyinggung pertemuan Yudhoyono, Agus, Prabowo, dan Sandi, 12 September 2018. Saat itu, Sandi menjanjikan banyak hal. Setelah berjanji banyak hal, Sandi meminta kesediaan Agus untuk ikut kampanye dengan Sandi. Agus pun menyanggupi, tetapi tidak ditentukan waktunya.
”Hingga hari ini, Sandi bukan hanya tidak ada itikad baik untuk menepati janji-janjinya, tetapi juga tidak pernah berkomunikasi lagi dengan Mas Agus,” katanya.
Merealisasikan janji kepada partai koalisi merupakan hal yang utama sebelum berjanji kepada rakyat dan merealisasikannya. Jika janji ini saja tidak mampu direalisasikan, perwujudan banyak janji kepada rakyat luas akan dipertanyakan.
Belum direalisasikannya janji itu pula yang menjadi salah satu pertimbangan Yudhoyono dan Agus belum bisa membantu Prabowo-Sandi untuk meningkatkan elektabilitas mereka yang dinilainya cenderung stagnan. Apalagi, Agus kini masih fokus konsolidasi partai. Bagi Demokrat, partai yang terutama, baru kemudian urusan capres/cawapres.
Ditanyakan apa yang dijanjikan oleh Sandiaga, Putu meminta agar hal tersebut ditanyakan kepada Prabowo Subianto.
Lebih lanjut, Demokrat meminta Gerindra agar tidak banyak mengeluh. ”Kami meminta Gerindra agar tidak banyak mengeluh kepada publik dan meminta partai lain untuk melakukan ini-itu karena itu hanya akan membuka aib Gerindra sendiri,” katanya.
Sebagai bagian dari pengusung Prabowo-Sandi, Demokrat mengajak Gerindra bertemu untuk merealisasikan janji-janji yang dibuat Prabowo-Sandi. ”Intinya, kami mendesak dilakukan konsolidasi agar pekerjaan dan hasilnya produktif,” ujarnya.
Anggota Badan Komunikasi Gerindra Andre Rosiade mengatakan, persoalan yang muncul antara Gerindra dan Demokrat merupakan urusan internal koalisi. Untuk menyelesaikan masalah itu, Ahmad Muzani akan segera bertemu dengan Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan. ”Kami akan selesaikan di internal. Urusan internal sebenarnya tidak perlu dibicarakan di media,” katanya.
Meski demikian, Prabowo-Sandi tidak pernah merasa memiliki masalah dengan Demokrat. Ini ditunjukkan dengan kampanye Prabowo-Sandi di banyak daerah di mana kader Demokrat ikut membantu. ”Hari ini (kemarin) di Bandung dan Karawang, misalnya, Mas Sandi kampanye didampingi kader Demokrat, Ramadhan Pohan dan Alex Asmasubrata. Jadi tidak ada masalah,” ujarnya.
Ditanyakan mengenai janji yang disampaikan oleh Sandi, dia pun menolak menjelaskannya. Namun, dia menyampaikan bahwa rekam jejak Sandi sebagai pengusaha telah menunjukkan bahwa Sandi selalu berkomitmen pada janji. ”Kalau tidak, tidak mungkin Mas Sandi bisa jadi pengusaha besar,” katanya.