SITUBONDO, KOMPAS - TNI menguji kesesuaian persenjataan Rencana Strategis II dalam Latihan Bantuan Tembakan Terpadu bersama tiga matra TNI di Situbondo. Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto hadir turut hadir dalam latihan itu.
Latihan terpadu tersebut juga ditujukan untuk membangun kesatuan komando tiga matra saat menghadapi operasi bersama. Latihan yang diikuti 1.177 personel yang terdiri dari 440 prajurit Angkatan Darat, 469 prajurit Angkatan Laut, 193 Angkatan Udara dan 75 prajurit dari Satuan Komunikasi Eletronika Mabes TNI.
"Pengadaan persenjataan di Renstra kedua tahun 2015-2019 sudah sesuai dengan apa yang kita inginkan. Senjata-senjata tersebut memiliki presisi yang tepat. Persenjataan yang diuji dalam latihan ini, dari unsur kekuatan darat, laut maupun udara sudah berjalan sangat baik," ujar Hadi.
Berbagai alutsista dari ketiga matra itu ditampilkan dalam sesi latihan ini antara lain satu KRI Sultan Iskandar Muda 367, empat Pesawat Tempur F-16, empat unit Pesawat Tempur Super Tucanno, dua unit Helly MI-35 Penerbad, satu unit Ml-17, 1 satu unit HeIly Bell-412 Penerbad.
Adapun alat berat TNI yang akan melaksanakan penembakan yaitu enam MO-81 Yonif 509, enam Pucuk Meriam Howitzer 105 Artileri Medab 8, enam Astros Artileri Medan 1/2 K, enam Meriam Caesar 155, tiga Pucuk Mortir 81, empat unit RM 70 Grad dan delapan How-105 Pasrat.
Hadi mengatakan, latihan terpadu tiga matra TNI tersebut juga dilakukan untuk menguji interprobabilitas komando di tiga kekuatan, udara, laut dan darat. Ia mengakui tidak mudah untuk menyatukan tiga kekuatan dalam sebuah operasi perang.
"Kami ingin menguji bagaimana sistem komando dari atas ke bawah maupun ke samping bisa terwujud dalam satu kendali komando. Hasilnya, kami mampu mewujudkan operasi perang terpadu tiga matra, kendati harus ada beberapa yang dievaluasi," kata dia.
Hadi mengatakan, TNI saat ini sedang berupaya membangun sistem interprobabilitas yang berbasis pada network centric warfare. Sistem tersebut mengandalkan komunikasi via satelit. Melalui sistem tersebut, integrasi kekuatan tiga matra dapat dilakukan dalam satu komando sehingga mampu menciptakan serangan yang lebih efektif.
Latihan Bantuan Tembakan Terpadu TNI tersebut diselengarakan oleh Komando Pembinaan, Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI. Komandan Kodiklat TNI Mayor Jenderal TNI Benny Indra Pujihastono mengatakan, latihan bersama tersebut bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme, kemampuan dan keterampilan prajurit TNI dalam melaksanakan prosedur bantuan tembakan.
"Melalui latihan ini, para prajurit TNI diharapkan memliki kemampuan yang handal dalam menggunakan sarana bantuan tembakan yang tersedia untuk mendukung tugas Komando Gabungan TNI. Kami juga ingin prajurit-prajurit kami semakin mahir dalam mengoperasikan alutista yang telah kami miliki," ujarnya.