Jokowi, Antara Negara dan Keluarga
Presiden Joko Widodo bersama keluarga jalan pagi bersama di halaman Istana Kepresidenan dan Kebun Raya Bogor, Sabtu (8/12/2018).Matahari belum terlihat bulat sempurna di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/12/2018) pagi lalu. Dari kejauhan terlihat Presiden Joko Widodo menggandeng Jan Ethes, cucu pertamanya, berjalan keluar Wisma Dyah Bayurini menyusuri jalan menuju gedung induk Istana Kepresidenan Bogor.
Di samping Jokowi juga terlihat Nyonya Iriana yang mengenakan jaket berwarna merah jambu. Tidak lama kemudian putera sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, bersama istrinya, Selvi Ananda, bergabung. Puteri ke-dua Jokowi, Kahiyang Ayu, beserta suaminya, Bobby Nasution, dan puteri pertama mereka, Sedah Mirah, menyusul kemudian. Hanya Kaesang Pengarep, putera bungsu Jokowi yang tak terlihat bersama.
Jokowi tak segan menenteng sendiri ember berisi pakan ikan yang kemudian disebarkan di parit Istana bersama Ethes. Tak hanya itu di sepanjang jalan, keluarga Presiden Jokowi menyapa warga yang tengah berlibur di Kebun Raya Bogor.
Pagi itu memang bukan pagi yang biasa. Di tengah padatnya agenda kegiatan, Presiden Jokowi bisa berkumpul dan berjalan-jalan bersama keluarga menikmati pemandangan alam serta udara segar di seputar komplek Istana hingga Kebun Raya Bogor.
Biasanya hampir di setiap akhir pekan, Presiden Jokowi tetap sibuk bekerja. Bahkan sejak bulan Oktober, mantan Gubernur DKI Jakarta itu lebih sering berada di daerah untuk melakukan kunjungan kerja.
Pada tanggal 18-21 Oktober, misalnya, Presiden Jokowi melakukan rangkaian kunjungan kerja ke Lombok dan Sumbawa Barat di Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk melihat perkembangan penanganan pasca bencana. Presiden kemudian berkunjung ke Bali untuk menghadiri Pekan Inovasi Perkembangan Desa/Kelurahan, dilanjutkan blusukan ke Semarang dan Solo (Jawa Tengah), serta Bandung (Jawa Barat) untuk menghadiri Hari Santri. Akhir pekan selanjutnya, yakni pada 27-28 Oktober, ia berada di Sidoarjo, Surabaya, dan Sumenep untuk kunjungan kerja.
Kemudian pada 3-4 November, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu memilih blusukan keliling Banten, dari Kota Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Tangerang, serta Kota Tangerang dan Tangerang Selatan. Selain melihat proyek revitalisasi situs Banten Lama, Presiden juga meninjau pasar, berolahraga bersama masyarakat, menghadiri peringatan Hari Kesehatan, membagikan sertifikat tanah, serta bersilaturahim ke pondok pesantren.
Satu pekan kemudian, yakni pada 10-11 November, Presiden Jokowi menghabiskan waktunya untuk menghadiri berbagai kegiatan di Bandung, Jawa Barat. Salah satunya peringatan Hari Pahlawan tahun 2018.
Pada 13 November Presiden Jokowi terbang ke Singapura untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN. Setelah dua hari berada di Singapura, pada 15 November malam, Presiden Jokowi didampingi Nyonya Iriana tebang ke Merauke, Papua, diantaranya untuk meresmikan kapsul waktu serta meninjau pos lintas batas negara.
Pada 17 November pagi, Jokowi tiba di Port Moresby, Papua Nugini untuk mengikuti pertemuan tahunan para pemimpin negara anggota Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) selama dua hari. Dari Port Moresby, Jokowi tak langsung pulang ke Jakarta, tetapi melanjutkan blusukan ke Sidoarjo dan Surabaya, Jawa Timur. Kemudian pada akhir pekan terakhir bulan November, Jokowi memilih blusukan ke Lampung dan Palembang.
Akhir pekan pertama Desember, Jokowi memang berada di Bogor. Namun agenda Presiden Jokowi tetap padat, dari blusukan ke rumah warga hingga menghadiri puncak peringatan Hari Guru di Cibinong, Bogor. Baru hari Sabtu kemarin, Presiden Jokowi bisa mengambil jeda, beristirahat untuk berkumpul bersama keluarga.
Kesibukan sendiri
Jokowi pun mengakui, aktivitasnya yang padat membuat keluarga sulit berkumpul. Apalagi, anak-anak Jokowi juga sudah memiliki kesibukan sendiri dan tinggal terpisah. Gibran bersama keluarga, misalnya, tinggal di Solo dan sibuk mengembangkan bisnis catering serta martabak. Begitu pula Kaesang, selain kuliah di Singapura, ia juga sibuk mengembangkan bisnis Sang Pisang yang kini sudah memiliki 54 gerai di berbagai daerah di Indonesia. Sementara Bobby juga mulai sibuk mengembangkan bisnis kopi.
“Alhamdulillah kemarin sore (Jumat) kumpul semua, tapi tadi Subuh (Sabtu) menghilang satu. Kaesang harus ke Makassar karena ada acara di sana,” tuturnya. Kaesang terbang ke Makassar untuk menghadiri pembukaan cabang Sang Pisang, gerai yang berjualan makanan berbahan dasar pisang miliknya dan menghadiri kompetisi e-sport.
Karena itu Jokowi tak pernah menghabiskan waktu bersama keluarga untuk membahas masalah politik. Mereka biasanya mengisi kebersamaan dengan mengobrol masalah-masalah yang ringan. Terkadang, Jokowi dan Nyonya Iriana mengajak anak, menantu, dan cucu mereka makan bersama di luar Istana.
Untuk mengobati rasa kangen, terutama pada cucu, Jokowi dan Iriana selalu berusaha menyempatkan diri mengontak cucunya menggunakan layanan video call. "Kalau pas kebetulan senggang, jam 21.00 atau 22.00 malam saya video call Ethes. Pas (kunjungan kerja) di luar kota juga kalau sempat video call," tuturnya.
Saling mendukung
Kendati jarang bertemu, seluruh anggota keluarga Jokowi selalu saling mendukung satu sama lain. Presiden Jokowi dan Iriana selalu mendukung apapun pilihan anak-ananya, termasuk keputusan mereka untuk berkecimpung di dunia bisnis. Pilihan itu justru membuat Jokowi bangga, karena tidak harus kebingungan mencarikan pekerjaan untuk anak-anaknya.
“Itu yang saya syukuri, diberikan anak-anak yang sudah mandiri sendiri-sendiri. Ada yang jualan kopi, jualan martabak, jualan pisang goreng, semua mandiri. Artinya Saya sudah enggak mikir mereka harus dicarikan pekerjaan apa, sama sekali enggak,” ujarnya.
Sebaliknya ketiga anak Jokowi juga memberikan dukungan penuh pada pilihan ayahnya, termasuk keputusan untuk terjun di politik praktis. Menurut Gibran, seorang pebisnis memiliki tanggung jawab sosial, sehingga wajib menyisihkan keuntungan untuk program CSR (Corporate Social Responsibility) yang ditujukan untuk membantu masyarakat.
“Tapi untuk menyentuh banyak orang ya harus terjun ke dunia politik, menjadi pemimpin dan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat,” tutur Gibran.
Dukungan juga diberikan Gibran dan adik-adiknya untuk pencalonan kembali Jokowi dalam Pemilu Presiden 2019. Salah satunya dengan tidak reaktif menanggapi maraknya ujaran kebencian serta fitnah yang ditujukan pada Jokowi menjelang Pilpres. "Komentar negatif selalu ada dari dulu zaman walikota, gubernur, dan sekarang pemilihan presiden yang ke-2. Yang jelas, kami dari keluarga tidak reaktif," katanya.
Anak sulung Jokowi itupun mengajak semua masyarakat untuk tidak terlalu reaktif jika mendengar komentar negatif mengenai Jokowi. Tak hanya itu, ia juga berpesan pada masyarakat, terutama kalangan muda, untuk tidak mudah menyebarkan komentar yang mengarah pada hoaks, ujaran kebencian, serta fitnah.
Dukungan juga datang dari Nyonya Iriana. Sebagai istri, ia tidak pernah putus berdoa untuk kebaikan Jokowi. "Saya selalu beri support segala kegiatan yang dilalui Pak Jokowi. Saya selalu berdoa, semoga menjalankan tugas, amanah ini lancar," tuturnya.
Meski mendukung pilihan ayahnya di dunia politik, Gibran dan adik-adiknya belum tertarik terjun ke politik praktis. Padahal biasanya, anak seorang politikus akan mengikuti jejak orangtua, terjun ke politik praktis. Apalagi anak seorang Presiden, akan lebih mudah diterima jika terjun ke politik praktis.
Tetapi Gibran dan adik-adiknya justru memilih fokus untuk mengembangkan bisnis masing-masing. Mereka punya prinsip, pilihan terjun ke politik praktis semestinya diputuskan setelah seseorang mapan secara mental dan ekonomi.
Begitulah keluarga Presiden Jokowi, ayahnya sibuk mengurus rakyat dan negara dengan terjun ke politik praktis, sementara anak-anaknya memilih jalan pengabdian lain, menjadi pengusaha.