JAKARTA, KOMPAS - Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi memberikan penghargaan kepada sejumlah Aparatur Sipil Negara atau ASN dalam rangka membangun budaya kerja yang kompetitif, serta memperbaiki kualitas manajemen sumber daya manusia atau SDM. Penghargaan tersebut sebagai bagian dari implementasi sistem merit, berupa apresiasi kepada ASN yang berprestasi.
Sistem merit merupakan kebijakan dan manajemen SDM aparatur negara berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar. Adil dan wajar berarti tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal-usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi kecacatan.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Syafruddin, dalam Malam Apresiasi Anugerah ASN 2018, di Auditorium LPP TVRI, Jakarta, Selasa (11/12/2018) malam, mengatakan, penghargaan diharapkan dapat meningkatkan motivasi jajaran ASN di seluruh Indonesia untuk lebih berkinerja dan berprestasi serta meningkatkan persepsi positif di masyarakat terhadap ASN dalam pelaksanaan kebijakan publik, pelayanan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Selain itu, juga diharapkan dapat menstimulasi lahirnya pemimpin masa depan dan mendorong terwujudnya sistem manajemen talenta ASN.
"Penghargaan tersebut merupakan kebanggaan seluruh masyarakat, khususnya bagi ASN. ASN banyak berinovasi hingga menembus dunia. Salah satu contohnya adalah puskesmas dari Teluk Bintuni, Papua Barat yang mendapat penghargaan PBB dalam upaya mengatasi penyakit malaria. Penghargaan itu juga sebagai upaya membentuk birokrasi kelas dunia dan layanan publik yang cepat, ringkas, serta bebas KKN," ucap Syafruddin.
Untuk mendapatkan pemimpin dan aparatur yang kompeten serta berintegritas, harus sesuai dengan prinsip-pripsip sistem merit. Prinsip-prinsip itu, yaitu pertama, melakukan rekrutmen, seleksi, dan prioritas berdasarkan kompetisi yang terbuka dan adil. Kedua, memperlakukan ASN secara adil dan setara.
Ketiga, memberikan remunerasi yang setara untuk pekerjaan-pekerjaan yang setara dan menghargai kinerja yang tinggi. Keempat, menjaga standar yang tinggi untuk integritas, perilaku, dan kepedulian untuk kepentingan masyarakat, Kelima, mengelola pegawai ASN secara efektif dan efisien. Keenam, mempertahankan atau memisahkan pegawai ASN berdasarkan kinerja yang dihasilkan.
Ketujuh, memberikan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi kepada pegawai ASN. Kedepalan, melindungi pegawai ASN dari pengaruh-pengaruh politis yang tidak pantas/tepat. Kesembilan, memberikan perlindungan kepada pegawai.
Syafruddin menyebutkan, pada tahun ini akan ada 238.015 Pegawai Negeri Sipil (PNS) baru. Mereka masih berusia muda dan energik serta punya ide-ide baru dalam inovasi pelayanan publik.
"Mereka (PNS baru) akan menggantika PNS yang pensiun. Setelah pemerintah menerima mereka, rencananya akan dibuka penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) awal tahun 2019 untuk menambah jumlah ASN," kata Syafruddin.
ASN Menginspirasi
KemenpanRB menyelenggarakan Anugerah ASN Tahun 2018 dengan memberikan penghargaan kepada Pejabat Pimpinan Tinggi (PPT) Pratama Teladan dan Pegawai Negeri Sipil Inspiratif dari seluruh Indonesia.
Tim juri dari penganugerahaan itu antara lain, Direktur Utama LPP TVRI Helmi Yahya, Maman Suherman, Sulasmo Sudharno, Ahmad Nugraha, dan Wahyu Aji.
Ketua Dewan Juri Helmi Yahya mengatakan, penganugerahan itu sebagai upaya untuk menemukan ASN yang berdedikasi untuk dijadikan percontohan bagi ASN lain. ASN yang terpilih telah melakukan tugas dan pekerjaan yang melampai tugas pokoknya. Mereka menghasilkan karya yang inspiratif dan inovatif serta mempunyai dampak sosial yang besar.
"Mereka bukan sekadar pemenang tetapi inspirasi karena kinerja dan dedikasinya. Saya berharap ini menjadi momen dalam pembenahan serta peningkatan SDM dan kinerja ASN," ucap Helmi.
Terdapat sepuluh finalis PPT dan 15 PNS Inspiratif. Dari finalis itu, dipilih tiga PPT terfavorit, lima PNS Inspiratif 2018, lima PNS Inspiratif versi voting di sosial media, dan tiga PNS dengan penghargaan khusus.
Tiga PPT terfavorit yaitu, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Kemenlu Lalu Muhamad Iqbal, Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP DKI Jakarta Edy Junaedi dan Dirut RSUD Sidoarjo Atok Irawan.
PNS Inspiratif versi voting, yaitu pertama, Kepala Satuan Polisian Pamong Praja Surabaya Irvan Widyanto. Kedua, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho. Ketiga, Biro Kerja sama LIPI Agung Nugroho. Keempat, Distrik navigasi Kelas III Kementerian Perhubungan Cilacap, Jawa Tengah Slamet Riyadi. Kelima, PNS di Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara Syamsul Adha.
Lima PNS Inspiratif 2018 yaitu, pertama, Guru agama di SMAN 4 Bandung Endang Yuli Purwanti pengasuh 23 anak yang tidak dikehendaki orang tuanya. Kedua, Auditor madya di Kedeputian Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah (Bidwas PKD) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Akhmad Basori, penemu aplikasi Pengelolaan Keuangan Desa. Ketiga, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugrogo yang mengabarkan tentang situasi penanganan bencana. Keempat, Peneliti Madya bidang Hidrologi dan Konservasi Tanah di BP2LHK Makassar Hunggul Yudono, penemu Mikrohidro. Kelima, Staf Ahli Bidang Logistik Multimoda dan Keselamatan Perhubungan Cris Kuntadi, penemu Sistem Kenali Kecurangan (Sikencur).
Tiga PNS dengan penghargaan khusus yaitu, ASN yang berpengaruh Endang Yuli Purwanti, ASN inovatif Akhmad Basori, dan ASN menginspirasi Sutopo Purwo Nugroho. (FRANSISKUS WISNU WARDHANA DHANY)