Dukung Jokowi-Ma’ruf, Kader PAN di Kalsel Dipastikan Solid
Oleh
Jumarto Yulianus
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS – Setelah mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional Kalimantan Selatan menggelar rapat konsolidasi di Banjarmasin, Kamis (13/12/2018). Rapat dihadiri para ketua Dewan Pengurus Daerah PAN Kabupaten/Kota dan sejumlah kader partai.
Rapat konsolidasi tersebut sedianya dihadiri Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno. Eddy berencana hadir karena ingin meminta keterangan dan klarifikasi terkait dukungan DPW PAN Kalsel kepada pasangan Jokowi-Ma’ruf, yang berseberangan dengan keputusan Dewan Pimpinan Pusat PAN. Namun, Eddy berhalangan hadir.
Ketua DPW PAN Kalsel Muhidin mengatakan, DPW PAN Kalsel tetap solid dalam mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf, meski ada ancaman sanksi dari DPP PAN. ”Sebanyak 13 DPD kabupaten/kota di Kalsel ikut semua dan membuat pernyataan,” kata Muhidin di sela-sela kegiatan rapat konsolidasi yang digelar tertutup di sebuah hotel di Banjarmasin.
Menurut Wali Kota Banjarmasin periode 2010-2015 itu, ia juga sudah membuat pernyataan bersama para kader PAN yang sejalan dengannya dan mendukung keputusannya. Kader yang mendukung disebutkannya berjumlah 200.000 orang. Para kader PAN itu, ujar Muhidin, dipastikan akan tetap mengikutinya.
”Artinya, ke mana Pak Haji Muhidin, mereka ikut. Kalau dukungan saya ke Jokowi, dukungan 200.000 lebih kader itu juga ke Jokowi. Kalau saya diganti, dipecat, atau mundur dari PAN, maka kader PAN itu juga hilang,” ucap Muhidin.
Muhidin mengemukakan, alasannya mendukung Jokowi-Ma’ruf salah satunya agar tidak berseberangan dengan suara mayoritas masyarakat dan partai politik di Kalsel. ”Saya tidak mau lagi berseberangan dengan teman-teman, misalnya Gubernur Kalsel (Sahbirin Noor dari Partai Golkar). Kalau menang, maka kami menang bersama,” katanya.
Selain itu, menurut Muhidin, presiden itu sebaiknya memang menjabat selama dua periode agar pembangunan bisa tetap berlanjut dan dirasakan masyarakat. ”Kalau tidak dua periode, pembangunan seringkali tidak rampung karena pemimpin yang baru belum tentu mau melanjutkan program pemimpin sebelumnya,” tuturnya.
Meski ada ancaman sanksi pencopotan dari DPP PAN, Muhidin meyakini itu tidak akan terjadi. Sampai saat ini, ia juga belum menerima pemberitahuan secara lisan maupun tertulis dari DPP PAN terkait pencopotannya.
”Saya juga minta DPP memahami keadaan di Kalsel. Saya diangkat menjadi Ketua DPW karena PAN di Kalsel dalam kondisi terpuruk. Saya dipilih oleh Ketua Umum PAN untuk membesarkan dan memenangkan PAN di Kalsel. Saya berkomitmen untuk itu,” kata Muhidin.
Ketua DPD PAN Kabupaten Hulu Sungai Selatan Nor Aini menyatakan, semua DPD satu suara dengan Muhidin walaupun sebagian belum menentukan sikap terkait perubahan dukungan kepada pasangan Jokowi-Ma’ruf.
”Secara pribadi, kami tidak akan lari dari Haji Muhidin. Sampai kapan pun, kami tetap ikut Haji Muhidin. Kami lebih memilih ikut Haji Muhidin daripada ikut partai. Karena, siapa juga yang tidak sayang Haji Muhidin. Kalau hari ini masih ada yang belum satu suara, besok atau lusa pasti sudah satu suara,” tutur Nor Aini.