JAKARTA, KOMPAS — Kerendahan hati dan kejujuran menjadi tema penting yang mesti diajarkan para ibu kepada anak-anaknya. Sifat itu pula yang telah ditanamkan saat masa kecil Presiden Joko Widodo. Pada peringatan Hari Ibu, Presiden berjanji akan terus menjadi putra terbaik sang ibunda.
Perempuan Tangguh Pilih Jokowi (Pertiwi) dan Relawan Milenial Jokowi Amin (Remaja) menganugerahkan Perempuan Tangguh Award 2018 kepada Sudjiatmi Notomihardjo atas kesuksesan mendidik putranya, Presiden Joko Widodo. Penganugerahan tersebut dilangsungkan bertepatan dengan Hari Ibu di Sekretariat Pertiwi, Jakarta Pusat, Sabtu (22/12/2018).
Momen haru muncul saat Sudjiatmi mendapatkan ucapan terima kasih dari putranya, Presiden Joko Widodo, melalui videotron yang terpasang di belakang panggung acara. Dalam video tersebut, Presiden memohon maaf karena tidak sempat melakukan sungkem kepada sang ibunda.
”Mohon maaf saya tidak sungkem. Saya ingin mengucapkan terima kasih atas semua perjuangan ibu,” ujar Presiden.
Presiden sedikit mengisahkan bagaimana sang ibunda terus memberikan semangat kepadanya untuk terus optimistis dan bersekolah di mana pun ia mau. Senyum ibunda juga selalu ia anggap sebagai penenang saat tengah dirundung persoalan.
”Saat usaha saya bangkrut, ibu juga menguatkan dengan senyum yang sangat ikhlas. Seakan mengatakan untuk terus berikhtiar,” kata Presiden.
Video selama kurang dari 3 menit tersebut memaksa Sudjiatmi mengambil beberapa lembar tisu dari meja di hadapannya. Sambil mengangkat sedikit letak kacamata, ia mengusap air mata.
Suasana haru bertambah saat Presiden berjanji untuk terus menjadi putra yang terbaik bagi Sudjiatmi. Ucapan itu turut menyita perhatian dari seluruh tamu undangan. Para ibu yang hadir turut merasakan keharuan, bahkan tak sedikit yang meneteskan air mata.
”Ibu, saya tidak mampu membalas semua kebaikan dan perjuangan ibu, tapi saya akan terus menjadi putra ibu yang terbaik,” tutup presiden.
Ajarkan kejujuran
Sudjiatmi mengatakan, selama ini ia tak pernah mengarahkan jalur karier anak-anaknya. Mereka diberikan kebebasan sepenuhnya untuk menjadi yang mereka mau. Ia hanya menegaskan kepada mereka untuk mengamalkan nilai-nilai budi pekerti yang diajarkan sedari kecil, terutama kejujuran.
”Saya ingatkan mereka sejak kecil, orang kecil itu harus bekerja keras, jujur, tulus, dan ikhlas,” ujar Sudjiatmi.
Menurut dia, jika seseorang selalu jujur, ke mana pun pergi hatinya pasti merasa tenang. Ia akan terus mengingatkan Presiden untuk memegang prinsip tersebut hingga tua. Meski demikian, Sudjiatmi mengaku amat terbantu dengan karakter anak-anaknya yang penurut.
”Anak-anak saya semuanya penurut, tidak ada yang nakal. Jika dinasihati pasti menjawab inggih atau iya,” ujar Sudjiatmi.
Sudjiatmi mengaku sering mendengar fitnah-fitnah yang ditujukan kepada putranya, tetapi ia tak merasa dendam. Ia justru terus memberi penguatan kepada putranya agar bersabar dan mengabaikan semua tuduhan salah tersebut.
”Ya saya katakan, diemin saja. Nanti juga bakal capek sendiri. Jangan dilawan, jangan dijawab,” ujarnya dengan lirih.
Ketua Umum Pertiwi Putri K Wardani mengatakan, ibu-ibu atau perempuan Indonesia perlu mencontoh sosok Sudjiatmi. Perempuan harus bisa menurunkan nilai atau filosofi yang dalam kepada anaknya.
Sosok Sudjiatmi menjadi besar bukan karena sebagai ibunda Presiden, melainkan sebagai ibu yang bisa mendidik putra seperti Presiden. ”Peran Sudjiatmi sangat sentral dalam membentuk sosok seperti presiden,” ungkap Putri. (FAJAR RAMADHAN)