Kondisi Cuaca Perlu Jadi Perhatian Penyelenggara Pemilu
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS— Badan Pengawas Pemilu mengingatkan Komisi Pemilihan Umum untuk mengantisipasi kondisi cuaca yang cenderung ekstrem di sebagian wilayah Indonesia dalam proses distribusi dan penyimpanan logistik Pemilu 2019. Hal ini penting dilakukan untuk memastikan logistik pemilu, seperti surat suara serta kotak dan bilik suara, tidak rusak sebelum digunakan pada hari pemungutan suara.
”Tempat penyimpanan menjadi penting karena dalam beberapa kasus di daerah ada logistik yang rusak terkena air. KPU harus membuat skenario kontingensi untuk menjamin logistik tidak rusak dan keamanannya terjaga,” kata Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Abhan, dihubungi dari Jakarta, Senin (11/2/2019).
Abhan menyampaikan, kecenderungan hujan dan angin kencang yang melanda beberapa daerah di Indonesia perlu diantisipasi KPU. Selain mengantisipasi kerusakan logistik, KPU juga perlu memikirkan pendistribusian logistik di daerah yang secara geografis sulit dijangkau, apalagi dalam kondisi cuaca yang ekstrem. Hal ini penting untuk mencegah adanya keterlambatan penyaluran logistik pemilu.
Anggota Bawaslu, M Afifuddin, menambahkan, KPU di semua daerah perlu memperhatikan proses penyimpanan logistik pemilu. KPU harus memperhatikan faktor keamanan dan bebas dari hal-hal yang berpotensi merusak logistik pemilu tersebut.
Sebelumnya, dilaporkan ada kerusakan ratusan kotak suara di Cirebon, Jawa Barat, akibat terkena air hujan.
Menanggapi hal tersebut, anggota KPU, Ilham Saputra, menyatakan, KPU akan segera mengganti kotak suara setelah menerima laporan dari KPU Jawa Barat mengenai penyebab dan detail kerusakan. ”Kami tunggu laporannya dulu. Berapa jumlahnya, kerusakannya seperti apa, dan berapa kotak suara yang masih bagus,” ujarnya.
Selain itu, ujar Ilham, KPU juga akan memerintahkan KPU Cirebon untuk memindahkan dan mengamankan sisa kotak suara yang tidak rusak ke gudang penyimpanan baru.
”Kami sudah memerintahkan semua teman di provinsi dan kabupaten atau kota dalam menyimpan (logistik pemilu) di gudang perlu dilengkapi palet di bawahnya. Ini perlu dilakukan karena kondisi saat ini rentan dengan kelembaban akibat hujan yang terjadi terus-menerus,” tuturnya.
Surat suara
Sebanyak 200 juta surat suara untuk Pemilu 2019 sudah selesai dicetak sejak pencetakan dimulai serentak pada 20 Januari 2019.
Ilham menyampaikan, produksi surat suara itu sudah mencapai 21,5 persen dari total surat suara yang dicetak. Adapun surat suara yang dicetak 939.879.651 lembar.
Pada Pemilu 2019, KPU memproduksi lima jenis surat suara, yakni untuk pemilihan presiden dan wakil presiden serta pemilihan anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Jumlah surat suara yang dicetak itu sesuai dengan jumlah pemilih tetap ditambah 2 persen surat suara cadangan.
Surat suara tersebut dicetak oleh enam perusahaan, yakni PT Gramedia (Jakarta), PT Balai Pustaka (Jakarta), PT Aksara Grafika Pratama (Jakarta), PT Temprina Media Grafika (Jawa Timur), PT Puri Panca Pujibangun (Jawa Timur), dan PT Adi Perkasa Makassar (Sulawesi Selatan).
Ilham menjelaskan,surat suara yang telah tercetak langsung didistribusikan ke sejumlah daerah untuk disortir jika terjadi kerusakan. Nantinya, laporan kerusakan tersebut akan segera ditindaklanjuti oleh KPU agar proses pemilu tidak terhambat.(MTK/GAL)