JAKARTA, KOMPAS— Menyikapi sejumlah persoalan yang muncul terkait distribusi dan penyimpanan logistik Pemilu 2019, Komisi Pemilihan Umum membuat beberapa perbaikan. Hal itu dilakukan antara lain melalui koordinasi dengan kepolisian untuk pengawalan distribusi surat suara ke daerah, pendataan logistik yang rusak, dan penguatan supervisi penyimpanan logistik oleh KPU tingkat provinsi.
Dalam dua pekan terakhir, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mencatat ada sejumlah daerah yang pengiriman surat suaranya tidak disertai dengan pengawalan oleh pihak kepolisian. Selain itu, ada pula laporan mengenai sekitar 2.000 kotak suara yang rusak di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, karena terpapar air hujan. Bawaslu juga mencatat tidak adanya notifikasi kepada Bawaslu ketika ada distribusi logistik.
Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), Ilham Saputra, di Jakarta, Selasa (12/2/2019), mengatakan, terkait laporan Bawaslu mengenai tidak adanya pengawalan dalam pengiriman surat suara ke daerah, pihaknya merepons hal itu dengan melakukan koordinasi lanjutan bersama pihak kepolisian.
Sementara itu, terkait logistik yang rusak, KPU meminta KPU tingkat provinsi untuk mendata menyeluruh, termasuk di daerah-daerah yang telah melaporkan adanya kerusakan logistik, seperti Jabar.
”Kami telah meminta KPU Jabar untuk mendata berapa kotak suara yang rusak. Jika rusak terkena air hujan, bisa kami kategorikan sebagai bencana sehingga bisa diproduksi kembali untuk menggantikan yang rusak itu,” katanya.
Ilham mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan kepada KPU di daerah tentang standar gudang penyimpanan logistik. Penggunaan palet atau alas untuk menyimpan kotak suara telah menjadi standar penyimpanan di gudang-gudang logistik di daerah. Tujuannya supaya logistik tidak langsung bersentuhan dengan lantai atau tanah. Sampai saat ini, KPU belum menerima adanya laporan lain mengenai logistik yang rusak.
”Kalau ada logistik yang rusak, kami ganti,” katanya.
Pemeliharaan lemah
Di Cirebon, dari 14.715 kotak suara yang telah dirakit, sebanyak 2.298 kotak rusak. Untuk Pemilu 2019, di daerah ini dibutuhkan sekitar 34.000 kotak suara.
Kotak suara tersebut rusak karena terkena air hujan. Selain melempem, kotak itu juga sobek dan berlubang. Kotak tidak dilapisi plastik. Sebagian dinding gudang KPU yang menjadi tempat penyimpanan kotak suara itu berupa seng dan bocor di sejumlah tempat.
”Kami sudah berkoordinasi dengan KPU Jabar dan KPU untuk meminta kotak suara pengganti yang rusak. Kami belum tahu kapan kotak suara yang baru dikirim ke sini,” ujar Ketua KPU Kabupaten Cirebon Saefudin Jazuli.
Dia mengatakan, kerusakan kotak suara tersebut dipengaruhi oleh hujan deras yang mengguyur Cirebon beberapa hari. ”Secara prosedur standar operasi (SOP), masih ada yang kurang. Kami akan meminta plastik untuk melindungi kotak suara,” ujar Jazuli.
Ketua Bawaslu Kabupaten Cirebon Abdul Khoir mengatakan, pihaknya menemukan 14 titik kebocoran di bagian atap gudang yang menyebabkan air masuk dan merusak kotak suara. Kondisi ini menunjukkan pemeliharaan logistik pemilu masih lemah.
”Kami masih mengkaji apakah ada sanksi atas kerusakan kotak suara itu,” ujar Khoir.