JAKARTA, KOMPAS - Komisi Pemilihan Umum menargetkan rekapitulasi perolehan suara Pemilu 2019 di luar negeri selesai pada Kamis (9/5/2019). Dengan rampungnya rekapitulasi perolehan suara di luar negeri, mulai Jumat KPU bisa fokus menyiapkan rekapitulasi perolehan suara nasional dari provinsi.
Hingga Rabu malam, KPU merampungkan rekapitulasi di sedikitnya 80 Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) dari total 130 PPLN yang menyelenggarakan pemungutan suara.
Anggota KPU, Viryan Aziz, Rabu (8/5/2019), di Jakarta, mengatakan, rekapitulasi di PPLN dengan jumlah pemilih yang besar telah rampung, seperti di Johor Baru (Malaysia), Riyadh (Arab Saudi), dan Taipei (Taiwan).
”Yang besar-besar sudah selesai, dan hari ini masih terus berlanjut. Kami menargetkan mudah-mudahan besok (Kamis) bisa tuntas semuanya,” kata Viryan.
Sejumlah PPLN yang menjalankan pemilu ulang, seperti Kuala Lumpur (Malaysia), juga akan menyusul melaporkan perolehan suaranya.
Setelah rekapitulasi penghitungan suara pemilu luar negeri rampung, KPU akan meneruskannya dengan rekapitulasi nasional dari KPU tingkat provinsi. Sejak Selasa lalu, sejumlah provinsi telah memulai rekapitulasi di wilayah masing-masing. Bahkan, ada provinsi yang telah selesai melakukan rekapitulasi di wilayahnya, misalnya Gorontalo.
Melihat perkembangan rekapitulasi pemilu luar negeri yang diprediksi tuntas pada Kamis ini, menurut Viryan, KPU bisa langsung meneruskan ke rekapitulasi nasional dengan input data dari tiap provinsi. Informasi awal yang diterima KPU, baru Gorontalo yang siap untuk melakukan rekapitulasi di tingkat nasional karena rekapitulasi dari seluruh kabupaten/kota di provinsi itu telah tuntas.
”Kalau PPLN sudah selesai, kemudian dari teman-teman provinsi belum masuk secara signifikan, tentunya akan ada jeda waktu,” kata Viryan.
Dari daerah dilaporkan, rekapitulasi di tingkat provinsi sudah dilakukan, tetapi masih belum tuntas. Salah satu kendala yang dihadapi adalah belum tuntasnya rekapitulasi di tingkat kabupaten dan kota.
Rekapitulasi lancar
Anggota Badan Pengawas Pemilu, Rahmat Bagja, mengatakan, rekapitulasi untuk pemilu luar negeri tergolong lancar kendati beberapa PPLN harus membenahi data terkait dengan daftar pemilih tetap yang tidak sinkron. Namun, setelah dicek kembali, ketidaksesuaian data tersebut lebih karena persoalan teknis administratif, dan tidak ditemui adanya kesengajaan untuk membuat data yang keliru.
”Di beberapa daerah, kami mendapati daftar pemilih khusus lebih besar daripada daftar pemilih tetap. Setelah dicek, ternyata ini karena persoalan teknis administratif. Persoalan semacam ini sudah kami prediksi akan timbul. Dengan mekanisme rekapitulasi berjenjang yang sifatnya terbuka, data itu bisa dikoreksi,” ujarnya.