Dinamika di internal partai politik anggota koalisi pendukung Joko Widodo-Ma’ruf Amin beberapa hari terakhir tidak menunjukkan adanya keretakan dalam Koalisi Indonesia Kerja. Kendati pembicaraan mengenai pembagian kekuasaan pascapemilu mulai dilakukan, partai-partai politik pendukung Jokowi-Amin justru semakin solid.
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinamika di internal partai politik anggota koalisi pendukung Joko Widodo-Ma’ruf Amin beberapa hari terakhir tidak menunjukkan adanya keretakan dalam Koalisi Indonesia Kerja. Kendati pembicaraan mengenai pembagian kekuasaan pascapemilu mulai dilakukan, partai-partai politik pendukung Jokowi-Amin justru semakin solid.
Perihal semakin kuatnya ikatan Koalisi Indonesia Kerja (KIK) beberapa kali ditegaskan presiden terpilih Jokowi saat menghadiri acara pembubaran Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin di sebuah restoran di bilangan Menteng, Jakarta, Jumat (26/7/2019). Menurut Jokowi, tidak ada persoalan apa pun di antara partai-partai politik pendukung. Tidak ada pula keretakan yang terjadi di internal KIK seperti yang diperkirakan sejumlah kalangan.
”Sudah saya sampaikan, koalisi baik-baik saja, solid-solid saja. Solid banget, lebih solid dari sebelumnya,” ujar Jokowi menegaskan.
Acara pembubaran TKN juga dihadiri wakil presiden terpilih Ma’ruf Amin serta sejumlah petinggi TKN. Hadir antara lain Ketua Dewan Pengarah TKN Jusuf Kalla, Ketua TKN Erick Thohir, Ketua Harian TKN Moeldoko, dan Wakil Ketua Abdul Kadir Karding. Hadir pula semua sekretaris jenderal partai politik pendukung Jokowi-Amin.
Prediksi adanya keretakan di tubuh KIK muncul setelah adanya manuver politik yang dilakukan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Pemimpin salah satu parpol pengusung Jokowi-Amin itu bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan beberapa jam setelah Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Rabu (24/7/2019).
Pertemuan Surya Paloh-Anies itu juga dilakukan setelah Surya Paloh bersama tiga pemimpin parpol anggota KIK bertemu. Mereka adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, dan Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suharso Monoarfa. Dalam pertemuan itu, mereka menyatakan tidak diperlukan penambahan jumlah parpol anggota koalisi pendukung Jokowi-Amin.
Terkait pertemuan para elite parpol itu, Jokowi menegaskan, tidak ada hal yang perlu dipersoalkan. ”Ya, kan, sahabat baik, berhubungan baik sejak lama. Kalau Pak Prabowo bertemu Bu Mega, ya, biasa. Ya, kan? Pak Surya Paloh ketemu Pak Anies, ya, biasa,” tuturnya.
Kekuatan cukup
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menegaskan, sebenarnya kekuatan parpol anggota koalisi pendukung pemerintahan, terutama di parlemen, sudah cukup kuat. Sampai saat ini Jokowi dan Amin belum membicarakan masalah penambahan kekuatan bagi parpol koalisi pendukung pemerintahan. Bahkan, hal itu juga belum dibahas bersama dengan para pemimpin parpol anggota KIK yang sejak awal mengusung Jokowi-Amin.
Sementara itu, terkait penyusunan kabinet untuk pemerintahan 2019-2024, Jokowi mengatakan belum membahas secara khusus dengan parpol-parpol pendukung, tim kampanye, ataupun relawan. Karena itu, komposisi menteri untuk parpol, tim kampanye, ataupun relawan juga belum ditentukan.
Sebenarnya, parpol-parpol sudah diminta untuk mengusulkan nama-nama calon menteri. Namun, menurut Jokowi, belum semua parpol menyerahkan nama-nama untuk dijadikan anggota kabinet lima tahun ke depan. Meski begitu, Jokowi-Amin tidak memasang target kapan penyusunan struktur serta pengisian kabinet harus diselesaikan.