Ryamizard Ryacudu mengingatkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tentang bahaya radikalisme. Menurut dia, tugas menteri pertahanan sangat berat karena harus menjaga kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan negara.
Oleh
Edna C Pattisina
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ryamizard Ryacudu mengingatkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tentang bahaya radikalisme. Menurut dia, tugas menteri pertahanan sangat berat karena harus menjaga kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan negara.
Hal ini disampaikan Ryamizard dalam acara ramah tamah serah terima jabatan dengan Pabowo, Kamis (24/10/2019). Ia menjelaskan kepada Prabowo kiprahnya selama menjadi menteri pertahanan tahun 2019-2024.
”Bela negara itu sangat penting. Ketika awal 2014 saya suarakan, ada kontra dan pro. Itu program sebenarnya sudah 13 tahun direncanakan, saya yang pertama golkan,” kata Ryamizard.
Ia mengatakan, ancaman perang terbuka dengan negara tetangga tidak nyata. Yang nyata adalah terorisme, bencana alam, dan siber.
Ryamizard juga mengingatkan Prabowo soal pentingnya kerja sama dengan negara-negara ASEAN menghadapi terorisme. Selama ini, patroli terkoordinasi tiga negara di Laut Sulu telah berhasil untuk mengurangi bajak laut dan ancaman terorisme di wilayah itu.
Seangkatan
Prabowo mengatakan, ia masih harus mempelajari seluk-beluk pertahanan sebelum bisa banyak memberi komentar. Senada dengan Ryamizard, ia mengatakan, mereka adalah teman seangkatan di Akademi Militer. Ryamizard mengatakan, mereka dulu sama-sama sering dihukum.
Sementara Prabowo mengatakan, selama dua tahun di Akmil mereka hidup di kompi yang sama dan barak yang sama. Ia mengatakan bangga bisa mengikuti jejak Ryamizard.
”Saya akan melanjutkan kebijakan yang sudah ada, serta membuat terobosan-terobosan baru,” kata Prabowo.