Pemerintah terus mematangkan pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia yang ditargetkan menjadi pusat peradaban Islam dunia. Kuliah direncanakan dimulai pada September 2020.
Oleh
Anita Yossihara
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah terus mematangkan pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia yang ditargetkan menjadi pusat peradaban Islam dunia. Kendati bangunan fisik belum sepenuhnya terbangun, pemerintah merencanakan untuk mulai membuka perkuliahan di UIII pada September 2020.
Rencana itu disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate sesuai rapat tertutup membahas perkembangan UIII di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (18/11/2019). ”Salah satu hasil rapat adalah rencana UIII mulai beroperasi pada bulan September 2020,” ujarnya.
Rapat khusus membahas perkembangan pembangunan UIII dipimpin langsung oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Selain Menkominfo, rapat juga diikuti Menteri Keuangan Sri Mulyani, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
Seusai rapat, Zainut menjelaskan, sampai saat ini pembangunan fisik kampus UIII belum selesai dilakukan. Pasalnya, pembangunan masih menghadapi sejumlah kendala, terutama pembebasan lahan.
”Namun, beberapa capaian sudah terpenuhi, seperti pembangunan asrama mahasiswa, kemudian sarapan dan prasarana lain juga sudah terpenuhi,” kata Zainut.
Meski kampus UIII belum sepenuhnya selesai dibangun, pemerintah tetap akan membuka perkuliahan pada September 2020. Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin, untuk pertama kali UIII akan membuka program Studi Islam atau Islamic Studies.
UIII menyiapkan kuota 250 mahasiswa untuk jenjang S-2 dan 50 mahasiswa untuk jenjang S-3. Kuota itu akan dibagi sebanyak 60 persen untuk mahasiswa domestik dan 40 persen untuk mahasiswa asing. Semua mahasiswa, baik domestik maupun asing, akan mendapatkan beasiswa penuh dari Pemerintah Indonesia.
Tenaga pengajar tak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga luar negeri. Kamaruddin menyebut ada lima hingga tujuh dosen dari luar negeri yang siap mengajar di UIII.
”Dosennya dari luar negeri sebanyak lima-tujuh orang, selebihnya dari dalam negeri. Bahasa pengantar belajarnya juga bahasa Arab dan Inggris karena ini universitas internasional,” katanya menjelaskan.
Studi Islam dirancang sebagai program perkuliahan unggulan di UIII. Menurut rencana, Studi Islam yang diajarkan di UIII merupakan kombinasi antara kajian keislaman dari berbagai kawasan, seperti Timur Tengah, Eropa, Amerika, dan Indonesia sendiri.
Pusat peradaban dunia
Pendirian UIII digagas langsung oleh Presiden Joko Widodo. Tahun 2016, Presiden Jokowi mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2016 tentang Pendirian UIII.
Namun, proses pembangunan fisik kampus baru dimulai pada awal Juni 2018. Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang sebelumnya menjabat ditunjuk untuk memimpin pembangunan kampus UIII hingga selesai tugasnya pada 20 Oktober lalu.
Pemerintah memilih lahan seluas 124 hektar di kawasan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, sebagai lokasi kampus UIII. Untuk membangun kompleks kampus UIII, pemerintah menyiapkan anggaran hingga Rp 3,97 triliun yang dialokasikan secara bertahap.
UIII dibangun untuk memenuhi harapan pemerintah, termasuk Presiden Jokowi, menjadikan Indonesia sebagai pusat peradaban Islam dunia. Harapan itu tak terlepas dari realitas bangsa Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.