Pilkada dan PON di Papua Menjadi Prioritas Pengamanan
Profesionalitas, sinergi, dan soliditas anggota TNI/Polri penting untuk menjaga suasana kondusif di negeri ini menyongsong pelaksanaan pilkada serentak 2020 dan agenda nasional lain seperti PON di Papua.
Oleh
Edna C Pattisina/Fabio Lopes Costa
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaksanaan pilkada serentak dan Pekan Olahraga Nasional menjadi program pengamanan prioritas TNI dan Polri tahun ini. Kedua institusi diharapkan bisa bersinergi sehingga kedua acara berskala nasional itu berjalan lancar.
Pilkada serentak akan dilaksanakan pada 23 September, sementara PON di Jayapura, Papua, akan dilaksanakan pada Oktober-November.
”Sinergi, profesionalitas, serta soliditas TNI-Polri sangat penting, terutama di tahun 2020 ini ada pilkada serentak dan PON di Papua,” kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat membuka rapat pimpinan TNI dan Polri 2020, Selasa (28/1/2020), di Jakarta.
Hadir juga dalam kegiatan itu KSAL Laksamana Siwi Sukma Adji, KSAU Marsekal Yuyu Sutisna, dan Wakil KSAD Letjen Tatang Sulaiman. KSAD Jenderal Andika Perkasa sedang memenuhi undangan Angkatan Darat AS di Amerika Serikat.
Menurut Hadi, perlu ada perencanaan yang matang untuk menghadapi tahun 2020. Hal itu termasuk mengantisipasi kemungkinan bencana banjir dan longsor akibat hujan lebat dan kemarau panjang setelahnya.
Sementara Kepala Polri Jenderal (Pol) Idham Azis mengatakan, dalam rapat pimpinan kali ini, pihaknya ingin menyusun langkah-langkah bersama TNI dan Polri agar bisa bekerja sama. Sinergi dan soliditas adalah hal utama bagi kelancaran pilkada serentak dan PON.
Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpau mengatakan, kondisi di Papua relatif aman dan kondusif walau memang ada riak-riak kejadian di Nabire dan Intan Jaya. Ada kontak senjata antara aparat keamanan dan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Kontak senjata terakhir terjadi pada Minggu, 26 januari, antara tiga anggota KKB dan TNI-Polri di Kampung Yoparu, Distrik Sugapa, Intan Jaya. Satu anggota Lekagak Teenggen tewas dan seorang anak bernama Jekson Sondegau (8) terluka. Konflik ini terjadi sejak akhir tahun lalu.
Anggota DPR Papua, Thomas Sondegau, di Jayapura mengungkapkan, warga Intan Jaya didera rasa trauma akibat konflik antara aparat keamanan dan KKB. Ia berharap, pemerintah mengupayakan solusi untuk menghadirkan rasa damai di masyarakat.
Di sisi lain, Paulus menyatakan adanya kendala komunikasi dalam upaya menyelesaikan persoalan keamanan di Intan Jaya. Pihaknya kesulitan mengontak Polres Intan Jaya. Kontak dilakukan melalui Polres Paniai yang kemudian melanjutkannya ke Intan Jaya dengan menggunakan radio.