Bangsa Indonesia, khususnya warga nahdliyin, berduka cita. Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jawa Timur, KH Salahuddin Wahid, meninggal pada Minggu. Sebelum meninggal, Salahuddin Wahid dirawat di RS Harapan Kita.
Oleh
Anita Yossihara
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam kesempatan berbeda pada Senin (3/2/2020) subuh dan pagi melayat almarhum pengasuh pondok pesantren Tebuireng, Jawa Timur, KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah, di rumah duka di Jalan Bangka Raya, Jakarta Selatan. Kepergian tokoh bangsa yang juga adik mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid, itu merupakan kehilangan besar bagi seluruh bangsa Indonesia, khususnya warga Nahdliyin.
Presiden Jokowi tiba di rumah duka pada pukul 07.32 WIB. Setibanya di rumah duka, Presiden yang mengenakan kemeja putih dan peci hitam itu langsung disambut Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Sementara di rumah sudah melayat juga mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, beserta mantan pejabat lainnya. Mantan Wapres Kalla ditemani putranya, Solihin Kalla.
Saya atas nama pemerintah, negara, dan seluruh masyarakat Indonesia menyampaikan dukacita yang mendalam atas berpulangnya ke rahmatullah Bapak KH Dr Ir Salahuddin Wahid, Gus Sholah.
”Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Saya atas nama pemerintah, negara, dan seluruh masyarakat Indonesia menyampaikan dukacita yang mendalam atas berpulangnya ke rahmatullah Bapak KH Dr Ir Salahuddin Wahid, Gus Sholah,” ujar Presiden Jokowi di rumah duka.
Gus Sholah yang merupakan putra pahlawan nasional KH Wahid Hasyim berpulang dalam usia 77 tahun di Rumah Sakit Harapan Kita pada Minggu (2/2/2020) sekitar pukul 20.55 WIB. Almarhum meninggal tak lama setelah operasi jantung di rumah sakit tersebut. Menurut rencana, jenazah Gus Sholah akan dimakamkan di samping makam Gus Dur di Kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Senin sore.
Jokowi yang diterima putra almarhum, Irfan Asy’ari Sudirman Wahid, mengenang Gus Sholah sebagai sosok cendekiawan Muslim yang menjadi panutan masyarakat. Kepergian Gus Sholah pun disebut sebagai kehilangan besar bagi segenap bangsa Indonesia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun mengenang Gus Sholah sebagai tokoh yang gigih menjaga dan merawat persatuan bangsa. ”Beliau banyak menyampaikan mengenai keislaman dan keindonesiaan. Saya kira hal-hal yang berkaitan dengan Islam dan kebangsaan sering disampaikan beliau kepada saya,” katanya sebelum meninggalkan rumah duka kepada pers.
Gus Sholah dikenal juga kerap membela kemajemukan Indonesia. Beliau pernah menjadi Wakil Ketua Komnas HAM. Sebelum mengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Gus Sholah menjadi salah satu calon wakil presiden RI berpasangan dengan Wiranto pada Pemilu 2004.
Tak lupa, Presiden pun mendoakan Gus Sholah meninggal denganhusnul-khatimah atau mendapat akhir yang baik. Presiden juga mendoakan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.
Pimpin shalat jenazah
Sementara itu, Wapres Amin lebih dulu melayat ke kediaman Gus Sholah. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia itu tiba di rumah duka sekitar pukul 05.20 WIB. Wapres yang datang bersama Nyonya Wury Handayani tersebut langsung memimpin shalat jenazah.
Wapres mengenang Gus Sholah sebagai sosok yang baik dan banyak mengabdikan diri pada agama dan negara. ”Beliau saya kenal baik dan saya sangat dekat. Orang yang banyak mengabdikan diri terhadap masalah kenegaraan, keagamaan,” katanya.
Beliau saya kenal baik dan saya sangat dekat. Orang yang banyak mengabdikan diri terhadap masalah kenegaraan, keagamaan.
Kendati disibukkan dengan mengelola pesantren Tebuireng, Gus Sholah tetap intens mengupayakan persaudaraan Islam. Ukhuwah dibangun antarsesama umat Islam, terutama antara Nahdlatul Ulama dan Persyarikatan Muhammadiyah.
”Beliau kan adik Gus Dur sehingga beliau melanjutkan apa yang telah dilakukan Gus Dur, merajut kebangsaan dan demokrasi di negeri ini,” kata Wapres.