Presiden Joko Widodo mengingatkan partai politik agar tetap solid. Sebab, soliditas tersebut penting agar partai tak menghabiskan energi untuk menyelesaikan masalah internal sehingga peran kebangsaan parpol terabaikan.
Oleh
Anita Yossihara dan Insan Alfajri
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai politik yang merupakan pilar pertama demokrasi diharapkan bisa tetap menjaga soliditas. Polemik dan konflik di internal partai politik lantaran perebutan posisi justru akan menghabiskan energi sehingga peran kebangsaan parpol menjadi tidak tertunaikan.
Harapan itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat berpidato di acara pelantikan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Bulan Bintang (PBB) di Jakarta, Kamis (6/2/2020). ”Kesolidan partai itu sangat penting. Kalau tidak solid, energi habis untuk mengelola masalah internal,” ujarnya.
Hadir dalam acara pelantikan itu Wakil Presiden Ma’ruf Amin beserta sejumlah menteri, seperti Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Hadir pula sejumlah petinggi parpol koalisi pendukung pemerintahan, seperti Sekjen Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani dan Sekjen Partai Solidaritas Indonesia Raja Juli Antoni.
Sebelumnya, Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra mengingatkan kadernya bahwa politik bukanlah hanya untuk berebut kekuasaan. Karena itu, para kader diharapkan tetap solid, tidak berebut kursi kepengurusan, baik di pusat maupun daerah.
”Seluruh kader partai janganlah berkelahi, menyebarkan rumor, dan fitnah di media sosial untuk memperebutkan posisi dalam partai,” ujar Yusril yang kembali dikukuhkan sebagai Ketua Umum PBB.
Kesolidan itu pula, menurut Presiden Jokowi, yang dibutuhkan sebuah bangsa, termasuk Indonesia. Penting bagi seluruh elemen masyarakat merajut persaudaraan sebagai satu bangsa. Sebab, hanya dengan persaudaraan dan persatuan itulah sebuah bangsa bisa bersama-sama menghadapi persoalan yang datang dari dalam ataupun luar negeri serta lingkungan global.
Iklim politik sejuk
Dalam peringatan HUT Ke-12 Partai Gerindra di Jakarta, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan, iklim politik di Indonesia berlangsung sejuk. Kondisi ini harus terus dirawat untuk menjaga Indonesia sebagai bangsa majemuk.
Sejumlah elite politik turut hadir dalam acara itu, antara lain Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang digandeng Prabowo sebagai calon wakil presiden di Pemilihan Presiden 2019.
”Kita bersama-sama ternyata bisa membangun suasana iklim politik yang baik, sejuk, tenang, bersuasana kekeluargaan serta rukun. Ini harus sangat kita jaga. Sebab, negara kita sangat besar, majemuk, banyak suku, ras, agama, dan budaya,” kata Prabowo.
Dia mengimbau kader Gerindra berjuang dengan semangat dan penuh tanggung jawab. Setiap kader harus saling mengingatkan, jangan saling menjegal.
”Jangan cari titik-titik gesekan. Berbeda itu baik. Berbeda itu biasa. Jangan terjadi rebutan apa pun, jabatan ini dan itu,” kata Prabowo.
Menurut Prabowo, keputusan Gerindra bergabung dengan pemerintah tidak lepas dari niat untuk menjaga persatuan. Ia tak ingin masyarakat terpecah belah oleh perbedaan pilihan politik.
Seperti diketahui, dua menteri dalam pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin berasal dari Gerindra. Mereka adalah Prabowo sebagai Menteri Pertahanan dan Edhy Prabowo yang menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan.
Prabowo menjelaskan, ada lima janji politik ketika dirinya mencalonkan diri sebagai calon presiden di Pemilu 2019. Bersama Sandiaga, Prabowo ingin mewujudkan swasembada pangan, kedaulatan energi, kedaulatan air, pemberantasan korupsi, dan memperkuat pertahanan Indonesia. Paling tidak, kata Prabowo, ada dua janji yang bisa dilaksanakan. Melalui Edhy di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gerindra bisa lebih menyejahterakan nelayan serta menyediakan protein untuk rakyat miskin. Sementara Prabowo akan memperkuat pertahanan.