Zulkifli Hasan Ingatkan Kader pada Cita-cita Partai
Kongres V PAN yang dibuka Senin malam dan menurut rencana berlangsung hingga Rabu (12/2/2020) jadi momentum untuk menyesuaikan agenda perjuangan partai lima tahun ke depan dengan cita-cita PAN saat didirikan tahun 1998.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA/Anita Yossihara
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan mengingatkan kadernya pada cita-cita pendirian partai saat masa-masa awal Reformasi 1998. Cita-cita dimaksud, mewujudkan Indonesia yang bersatu, merdeka, berdaulat, adil, dan makmur. Kongres V bakal dijadikan momentum untuk kembali pada cita-cita awal partai itu.
Zulkifli menyampaikan hal itu dalam pidato sambutan pembukaan kongres di Tugu Persatuan, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (10/2/2020) malam.
”Di kongres bisa kita sesuaikan agenda perjuangan partai lima tahun mendatang,” kata Zulkifli.
Zulkifli mengajak kader Partai Amanat Nasional (PAN) di seluruh Indonesia untuk becermin pada kegigihan pengurus PAN di Sultra. Menurut dia, kendati mengalami begitu banyak cobaan, kader PAN di Sultra bisa bertahan bahkan berhasil mengisi posisi Ketua DPRD Sultra. Untuk mengapresiasi kegigihan kader PAN di Sultra itu, kongres digelar di Sultra, persisnya di Kendari.
Kongres dihadiri seluruh pengurus PAN di pusat ataupun daerah. Kongres juga dihadiri sejumlah tokoh senior PAN, seperti Hatta Rajasa dan Soetrisno Bachir. Tampak pula Sandiaga Uno, calon wakil presiden yang diusung PAN di Pemilu Presiden 2019. Adapun Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais tak terlihat hadir. Menurut Zulkifli, Amien sedang rapat penting.
Pembukaan Kongres V PAN berlangsung di tengah persoalan. Kericuhan saat proses registrasi membuat peserta kongres tidak terlayani secara baik. Jadwal acara pun menjadi terlambat dari jadwal yang telah ditentukan. Acara pembukaan mundur dari jadwal semestinya pukul 19.00 Wita.
Sebelum pembukaan dilangsungkan pada Senin malam, kericuhan terjadi di lokasi kongres di Hotel Claro, Kendari. Kericuhan dipicu penolakan terhadap beberapa pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN oleh panitia lantaran status kepengurusan mereka masih dalam sengketa.
Kericuhan diperparah oleh perusakan oleh sekelompok massa yang secara tiba-tiba muncul dan mengobrak-abrik meja dan kursi registrasi. Berdasarkan informasi yang diperoleh Kompas, sekelompok orang itu juga menjarah lima komputer yang dipergunakan panitia untuk registrasi peserta kongres.
Ketiadaan komputer memaksa panitia meregistrasi peserta secara manual. Situasi itu mengakibatkan antrean panjang dari peserta kongres yang tiba secara bersamaan di lokasi.
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno menjelaskan, penumpukan massa disebabkan banyak peserta kongres melakukan pendaftaran di akhir-akhir waktu registrasi pukul 12.00. Ia mengatakan, batas waktu pendaftaran atau registrasi masih bisa diubah sepanjang panitia pengarah memutuskan untuk memperpanjangnya.
”Karena itu terjadilah penumpukan di meja-meja pendaftaran sehingga ada banyak keluhan yang disampaikan, baik secara datar maupun emosional,” ujarnya.
Menurut Eddy, panitia tetap akan menampung kehadiran peserta dengan memperpanjang proses pendaftaran hingga Selasa, 11 Februari, atau sebelum pelaksanaan pleno I dengan agenda penjelasan tata tertib kongres.
Kendati kericuhan menyebabkan jadwal pembukaan kongres menjadi terlambat, Eddy menyatakan, tidak akan ada rangkaian acara kongres yang berubah. Setelah dibuka pada Senin malam, persidangan kongres dijadwalkan tetap digelar pada Selasa pagi.