Di tengah memanasnya suhu politik di internal PAN karena perebutan kursi ketua umum PAN 2020-2025, pentingnya persatuan digaungkan saat pembukaan kongres.
Oleh
ANITA YOSSIHARA/SAIFUL RIJAL YUNUS/I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA/KURNIA YUNITA RAHAYU
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Kongres V Partai Amanat Nasional resmi dibuka, Senin (10/2/2020) malam, di Lapangan Tugu Persatuan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Forum tertinggi partai tersebut diharapkan menjadi momentum bagi seluruh kader untuk bersatu membangun PAN sehingga partai bisa masuk jajaran tiga besar partai peraih suara terbanyak dalam pemilihan umum.
Harapan itu disampaikan Ketua Majelis Pertimbangan Partai PAN Soetrisno Bachir melalui puisi yang dibacakan saat memberikan sambutan pada pembukaan Kongres V.
”Di sini ada saya, ada Pak Hatta, ada Mas Dradjad, ada Pak Asman, saatnya kita bersatu, membawa PAN lebih besar,” ujar Soetrisno.
Hadir dalam acara pembukaan itu di antaranya, Ketua Umum PAN 2010-2015 Hatta Rajasa. Tiga bakal calon ketua umum, Zulkifli Hasan yang masih menjabat sebagai ketua umum 2015-2020, Dradjad H Wibowo (Wakil Ketua Dewan Kehormatan), dan Asman Abnur (Wakil Ketua Umum). Kemudian mantan calon wakil presiden Sandiaga Uno.
Sementara Ketua Dewan Kehormatan PAN yang juga pendiri PAN, Amien Rais, tidak hadir dengan alasan tengah rapat penting. Satu bakal calon ketua umum lainnya, Mulfachri Harahap, juga tak terlihat.
Soetrisno mengatakan, pada tahun 1998, para tokoh pendiri PAN merupakan motor reformasi. Namun, sampai saat ini, PAN belum pernah memimpin negeri. ”Walaupun kita belum memimpin negeri, mari kita ukir takdir, masing-masing (tokoh) melejitkan diri berbuat untuk rakyat, membawa PAN ke depan,” tuturnya.
Jika semua tokoh, seperti Hatta, Dradjad, Asman, Zulkifli, dan lainnya, bersatu, kata Soetrisno, bukan tidak mungkin PAN menjadi partai papan atas, masuk tiga besar peraih suara terbanyak pada Pemilu 2024.
Walaupun kita belum memimpin negeri, mari kita ukir takdir, masing-masing (tokoh) melejitkan diri berbuat untuk rakyat, membawa PAN ke depan.
Untuk diketahui, sejak pertama kali mengikuti pemilu, pada Pemilu 1999, posisi PAN selalu berada di papan tengah. Bahkan, pada Pemilu 2019, raihan suara PAN membuatnya terperosok ke papan bawah di antara partai-partai yang lolos ambang batas parlemen.
Senada dengan Soetrisno, Zulkifli Hasan dalam pidatonya juga mengajak kader bekerja keras membesarkan partai.
Pembukaan Kongres V PAN berlangsung di tengah ketatnya persaingan antarbakal calon ketua umum. Kericuhan pun terjadi saat registrasi peserta. Penyebabnya, 21 nama calon peserta yang tak dapat mendaftar karena status kepengurusan masih bermasalah.
Meski demikian, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno menjanjikan, acara persidangan di kongres yang dimulai hari ini tidak akan terganggu.
Zulkifli melihat ketatnya persaingan bagian dari dinamika yang selalu terjadi setiap kongres. ”Pertarungan kadang keras, sampai banting-bantingan. Tapi, pas selesai kongres rukun dan bersatu kembali. Dinamika itu biasa di PAN,” ujarnya.
Dia pun berharap, sekalipun tensi politik memanas, kongres tetap berjalan lancar hingga usai pada Rabu (12/2/2020).
Hal senada diharapkan oleh Mulfachri Harahap. Menurut dia, hal yang terpenting ialah hal-hal yang terkait substansi kongres tetap bisa terlaksana.
Menurut peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, penting bagi ketua umum terpilih untuk membawa PAN kembali ke khitah sebagai partai reformis yang berada di poros tengah. Hal itu dinilainya lebih cocok dengan segmen pemilih di Indonesia yang cenderung moderat, terbuka, dan inklusif.
”Ceruk besar itu di tengah. Kalau reposisi isu dilakukan dengan kembali ke nilai dasar PAN sebagai partai terbuka, reformis, dan progresif, hal itu akan membuat PAN sukses,” ujarnya.