Putus Proses Transfer Pikiran untuk Tangkal Radikalisme
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengajak sivitas akademika turut terlibat menangkal radikalisme. Namun, sebelumnya harus lebih dulu mengenal jenis-jenis kelompok radikal. Upaya ini diharap memutus proses transfer radikal.
Oleh
INA dan ZAK
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengajak sivitas akademika turut terlibat menangkal radikalisme. Untuk itu, harus terlebih dulu dimulai dari mengenal jenis-jenis kelompok radikal. Dengan demikian, upaya memutus proses transfer pikiran radikal dari yang sudah terpapar radikalisme dapat tepat sasaran.
”Saya berkeyakinan upaya penanggulangan radikal terorisme dari hulu ke hilir harus dimulai dari pendidikan. Karena itu, peran lembaga pendidikan sangat penting,” kata Wapres Amin saat memberikan kuliah umum di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (19/2/2020).
”Saya berkeyakinan upaya penanggulangan radikal terorisme dari hulu ke hilir harus dimulai dari pendidikan. Karena itu, peran lembaga pendidikan sangat penting”
Namun, dalam upaya memutus proses transfer pikiran radikal, harus diidentifikasi terlebih dulu sejauh mana seseorang terpapar radikalisme. Wapres Amin menyebutkan, ada lima jenis kelompok radikal hasil pemetaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
Kelompok pertama adalah kelompok yang tidak memiliki pikiran radikal terorisme, tetapi mungkin terekspos narasi radikal terorisme. Kelompok ini sulit untuk diidentifikasi.
Kelompok kedua, kelompok yang diam-diam dalam hatinya menyetujui tindakan radikal, tetapi tidak mengekspresikan persetujuannya dalam bentuk apa pun. Kelompok ini juga termasuk sulit diidentifikasi.
Kelompok ketiga adalah kelompok yang menunjukkan dukungan dan persetujuan atas tindakan radikal terorisme serta mengekspresikannya dalam ruang publik, misalnya di media sosial.
Adapun kelompok keempat adalah kelompok yang sudah mulai terlibat dalam tindakan-tindakan yang memiliki unsur radikal terorisme. Sementara itu, kelompok kelima adalah mereka yang telah terlibat dalam aksi terorisme.
"Radikalisme merupakan ancaman nyata di kalangan mahasiswa. Radikalisme masuk ke kampus-kampus sehingga diperlukan upaya preventif. Tanpa itu, mahasiswa akan mudah terpapar radikalisme"
Dengan terlebih dulu mengidentifikasi, penanganan akan dapat dilakukan dengan cara yang tepat. Kelompok ketiga, misalnya, penanganannya bisa dengan didekati secara humanis sambil terus dimonitor.
Menurut Rektor Universitas Mataram Prof Lalu Husni, radikalisme merupakan ancaman nyata di kalangan mahasiswa. Radikalisme masuk ke kampus-kampus sehingga diperlukan upaya preventif. Tanpa itu, mahasiswa akan mudah terpapar radikalisme.