Sejak Presiden Jokowi mengumumkan dua warga Depok positif terkena virus korona, lingkungan Istana mulai menggunakan termometer tembak ke para tamu yang masuk. Namun, instansi lainnya masih belum menerapkan.
Oleh
NTA/LAS/REK/PDS/TAN
·4 menit baca
Selasa (3/3/2020) pagi, sejak pukul 07.00 hingga malam, ada aktivitas baru di pintu gerbang gedung Sekretariat Negara, pintu kaca Komplek Istana, Bina Graha, maupun kantor Wakil Presiden di jalan Veteran dan Istana Wapres di Kebon Sirih. Siapapun yang akan masuk akan dihentikan dan beberapa anggota Pasukan Pengaman Presiden akan langsung "menodongkan" termometer infrared atau termometer tembak, tepat di depan dahi yang akan masuk. Tak terkecuali, mereka yang jalan kaki, naik mobil hingga yang naik motor akan diminta turun dan buka helemnya.
Demikian pula dengan para pegawai dan staf di lingkungan Setneg dan istana, termasuk menteri yang saat itu diundang rapat terbatas Presiden Joko Widodo, dan pimpinan redaksi yang juga diundang Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ke Bina Graha.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, tak menolak saat pemeriksaan suhu tubuhnya. ”Biasa saja. \'Kan, memang prosedurnya seperti itu,” kata Ida. Namun, entah bagaimana, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tak sempat "ditodong" dengan termometer infrared saat masuk Istana.
”Biasa saja. \'Kan, memang prosedurnya seperti itu”
Termometer tembak memang relatif cepat mengetahui suhu tubuh manusia. Dengan cara termometer diarahkan ke dahi manusia dengan jarak 3-5 sentimeter, dalam waktu beberapa detik alat akan menunjukkan suhu tubuh pada layar digitalnya di belakang termometer. ”Pemeriksaan dilakulan mulai hari ini. Berlaku untuk siapa saja, termasuk pegawai dan Paspampres,” kata Bambang, anggota Pasukan Keamanan Dalam Istana.
Suhu tertinggi yang diizinkan masuk ke lingkungan Istana adalah 37,4 derajat celsius. Para pegawai atau tamu yang diperiksa suhu tubuhnya 37,5 derajat Celsius ke atas tak diizinkan masuk. “Ada batasan suhu tertentu siapapun yang bisa mendekat ke Very-very Importan Person (VVIP) yaitu Presiden dan Wapres,” ujar seorang Sersan Dua Fandi dari Detasemen Kesehatan Paspampres usai periksa di kantor Wapres.
Dari pantauan Kompas, hingga pukul 19.00, tercatat dua tamu tak dizinkan masuk dan diminta pulang. Sementara, salah seorang pewarta Istana, Olivia, sempat diminta menunggu sambil beristirahat karena saat "ditodong" termometer tembak panas tubuhnya 37,5 derajat Celcius. “Makanya sama Paspampres saya diminta ngadem dulu, setelah itu baru di-cek lagi. Untung setelah ngadem suhu tubuh saya turun jadi 36,6 derajat Celcius, sehingga bisa masuk Istana,” tuturnya.
Dua minggu
Deputi Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Kepresidenan Bey Triadi Machmudin menjelaskan, putusan pemeriksaan suhu tubuh untuk pejabat, tamu, pegawai, dan siapa pun yang masuk ke lingkungan Istana diambil sehari sebelumnya. Istana juga menyediakan pembersih tangan cair di sejumlah akses dengan tujuan mencegah penyebaran virus korona masuk ke Istana.
Pemeriksaan, tambah Bey, dilakukan dua minggu ke depan. ”Setelah itu kami evaluasi. Tetapi kami akan siap sampai kondisi dinyatakan benar-benar stabil,” tuturnya. Saat ditanya kalau Istana mempelopori penggunaan alat ukur suhu tubuh yang "ditodongkan" di dahi, Bey mengaku belum tahu.
Tampaknya, memang benar, kecuali di sebagian lingkungan perkantoran swasta, dan lingkungan Istana dan Setneg, sejak Selasa kemarin. Sejauh ini belum ada kantor-kantor pemerintah lainnya yang menerapkan pengukuran panas tubuh "menembakkan" termometer.
Di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, pengukuran suhu tubuh belum dilakukan. Sejauh ini baru sabun pencuci tangan. "Kami masih berusaha mendapatkan thermoscan gate untuk detekesi panas suhu tubuh. Kalau sudah ada, nanti kami akan pasang di lima titik masuk DPR," kata Sekjen DPR Indra Iskandar.
"Kami masih berusaha mendapatkan thermoscan gate untuk detekesi panas suhu tubuh. Kalau sudah ada, nanti kami akan pasang di lima titik masuk DPR"
Di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), deteksi panas tubuh manusia, juga belum diterapkan. Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan, penerapan alat pengukur suhu tubuh akan mulai digunakan mulai Rabu (3/3/2020) untuk pengukuran suhu badan pegawai.
Meski demikian, di komplek Kementerian Kesehatan, sama sekali juga belum terlihat pengukuran suhu tubuh dengan temometer tembak seperti di Istana. Dari informasi yang diterima Kompas, kementerian tersebut tidak akan menggunakan alat tersebut.
Pasca pengumuman Presiden Jokowi terkait adanya dua warga yang positif terkena virus Covid-19 di Depok, Jawa Barat, pencegahan penyebaran virus korona baru yang disebut Covid-19, menjadi sangat penting. Sebab belajar dari pengalaman beberapa negara, seperti di Iran, tercatat sudah ada pejabat tinggi di sana yang terpapar virus korona. Tiga pejabat tingginya positif terjangkit virus korona. Tentu, dengan pengalaman, wajar jika di Istana juga mencoba jangan sampai terjadi penyebaran.