Pemerintah Libatkan RS Swasta Tangani Pasien Terduga Covid-19
Presiden Jokowi meminta Menteri Kesehatan melibatkan rumah sakit swasta yang memenuhi syarat, terutama RS tipe A, untuk menghadapi Covid-19. Penelusuran mata rantai kontak dengan pasien positif Covid-19 juga diperkuat.
JAKARTA, KOMPAS — Penanganan pasien terduga Covid-19 ke depan tidak hanya dilakukan rumah sakit pemerintah yang menjadi rujukan. Pemerintah meminta rumah sakit swasta juga menyiapkan fasilitas serta paramedis untuk penanganan Covid-19 yang disebabkan virus korona baru.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Kamis (5/3/21020), di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta menjelaskan, Presiden Joko Widodo telah meminta Menteri Kesehatan untuk melibatkan rumah sakit swasta yang memenuhi syarat, terutama RS tipe A, dalam menghadapi Covid-19.
”Bahkan, sebaiknya semua RS, walau bukan rujukan, disiapkan juga sehingga kalau terpaksa menerima pasien yang ternyata terjangkit Covid-19 sebelum dikirim ke RS rujukan bisa ditangani dengan baik,” tutur Muhadjir kepada wartawan.
Muhammadiyah, Muhadjir mencontohkan, sudah menyiapkan 15 RS untuk menerima pasien dalam pengawasan (PDP). Karena itu, rumah sakit tersebut tidak hanya menyiapkan ruang isolasi, tetapi juga melakukan simulasi prosedur penanganan pasien yang diduga Covid-19, termasuk perlindungan kepada petugas medis sendiri.
”Mereka (RS swasta) sangat berempati. Jadi, memang harus kita bangun empati nasional (untuk mengatasi Covid-19),” ucap Muhadjir.
Selain itu, kata Muhadjir, Menteri Kesehatan juga diminta mempertajam penelusuran mata rantai kontak dengan pasien kasus Covid-19. Kamis pagi, Presiden memimpin rapat internal terkait dengan penanganan Covid-19 yang dihadiri Menko PMK Muhadjir Effendy, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Polri Jenderal (Pol) Idham Aziz, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan.
Baca juga: Protokol Penanganan Mulai Disiapkan
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto menjelaskan, penelusuran atas kontak dengan kasus 1 sudah dilakukan dan ditemukan 14 orang. Mereka menyanggupi untuk datang ke RS dan memeriksakan diri.
Sementara itu, 11 orang di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, yang kontak dengan pasien Covid-19 dari Singapura, semua diketahui negatif Covid-19. Demikian pula dengan 11 warga Bali yang kontak dengan turis asal Jepang pada 15-19 Februari 2020. Hasil pemeriksaan menunjukkan mereka semua negatif Covid-19.
Sampai Rabu (4/3), sebanyak 156 spesimen dari pasien dalam pengawasan (PDP) dari 35 rumah sakit yang tersebar di 23 provinsi telah diperiksa menggunakan metode PCR atau tes cepat. Sejauh ini, terdapat dua kasus positif virus korona baru di Indonesia, yakni kasus 1 dan 2.
Dari spesimen yang masuk tersebut, sembilan dicek ulang (cross check) dengan metode genome sequencing. Pengecekan ulang ini memerlukan waktu tiga hari. Dari sembilan pasien yang spesimennya dicek ulang ini, delapan di antaranya berkontak langsung dengan kasus .
Pemerintah saat ini juga sedang mengobservasi 188 anak buah kapal pesiar World Dream di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu. Semua ABK World Dream diketahui negatif Covid-19. Di Pulau Sebaru juga diobservasi 69 anak buah kapal pesiar Diamond Prince. Sejauh ini, 68 orang dikonfirmasi negatif Covid-19, sedangkan satu orang lainnya didalami lagi karena spesimen tidak bisa digunakan.
Kondisi membaik
Kasus 1 dan 2, pasien Covid-19 pertama di Indonesia, saat ini sudah dalam kondisi baik. Sudah jarang batuk dan tidak demam. Setelah lima hari di rumah sakit, kedua pasien kasus 1 dan 2 akan diperiksa ulang. Bila hasil pemeriksaan negatif dan pemeriksaan berikut dua hari kemudian juga negatif, pasien bisa dipulangkan. Hal ini, kata Yurianto, adalah standar prosedur yang diterapkan di seluruh dunia.
Sebanyak empat anak buah kapal Diamond Prince yang terjangkit Covid-19 dan dirawat di Jepang juga mulai sembuh. Kamis ini, pemerintah akan menerima kepulangan seorang ABK. Adapun dua ABK lain direncanakan dipulangkan Jumat (6/3). Mereka yang dipulangkan ini berarti sudah lolos dari dua pemeriksaan terakhir dari otorita Jepang. Namun, di Indonesia, mereka tetap akan diobservasi kembali kendati lokasi observasi belum ditentukan.
Terkait dengan situasi global, Yurianto menyebutkan, saat ini dari 90.000 lebih kasus di China, lebih dari 55.000 di antaranya sudah sembuh. Dari kelompok yang sembuh ini, sebagian besar berusia 35-40 tahun, sedangkan yang meninggal berusia 65-75 tahun dan 70 persen mempunyai penyakit komorbid atau penyakit kronis yang sudah diderita sejak sebelum terinfeksi virus korona baru, seperti penyakit jantung kronis, gagal ginjal, dan paru kronis.
Kendati penambahan kasus baru di China sudah semakin sedikit, di luar China terjadi peningkatan kasus seperti di Korea Selatan, Jepang, Iran, dan Italia. Hal ini, menurut Yurianto, menunjukkan penderita Covid-19 tidak selalu terdeteksi di pintu masuk negara yang mengandalkan pemindai suhu tubuh. Sebab, gejala Covid-19 semakin ringan, panas tubuh tidak terlalu tinggi, batuk tidak kentara, bahkan ada yang tidak menunjukkan gejala.
Sedikitnya gejala, lanjut Yurianto, berarti virus tidak sampai mereplikasi di dalam tubuh. Kalau virus berkembang dalam tubuh, pasti panas tubuh naik. Bila perkembangan virus terjadi di saluran pernapasan bagian atas, pembentukan lendir akan merangsang batuk. Bila virus berkembang di saluran pernapasan bagian bawah, akan menjadi pneumonia.
Selain itu, hal itu juga bisa dimaknai bahwa daya tahan tubuh manusia semakin baik dan virus melemah. Akibatnya, masa inkubasi memanjang dan masa observasi secara global diperpanjang menjadi 2 x 14 hari dari sebelumnya 1 kali 14 hari. Hal ini diberlakukan pula untuk anak buah kapal (ABK) World Dream dan ABK Diamond Prince. Mereka sudah menjalani karantina 14 hari di kapal dan kini menjalani karantina lagi 14 hari di Pulau Sebaru.
Pelemahan virus, menurut Yurianto, sudah diprediksi para ahli. Pada 2002 saat virus korona menyebabkan SARS, setelah setahun virus berubah dan menyebabkan flu musiman (seasonal flu). Demikian pula dengan virus H1N1 menyebabkan flu burung dengan angka kematian tinggi pada 2009, kini virus lebih jinak dan gejala yang muncul tidak terlalu berat.
Kendati belum ada obat dan vaksin secara spesifik, umumnya penderita Covid-19 akan sembuh apabila daya tahannya baik. Karena itu, terapi untuk pasien Covid-19 lebih berupa terapi pendukung untuk menaikkan daya tahan tubuh. Adapun isolasi dilakukan untuk mencegah penularan.
”Oleh karena itu, saran obat herbal dalam konteks menaikkan daya tahan tubuh (adalah) bagus, tetapi bukan untuk membunuh virus,” tutur Yurianto.
Terbatas
Tes cepat (PCR), tambah Yurianto, hanya diberlakukan kepada pasien dalam pengawasan (PDP) yang kontak langsung dengan kasus Covid-19 di mana pun. Belum ada rencana untuk memperluas penerapan PCR. Adapun reagen (pereaksi kimia) disebutnya sangat cukup di Indonesia.
Sementara itu, menurut Muhadjir, setiap petugas medis di rumah sakit umumnya memiliki kemampuan mengambil sampel terduga Covid-19. Namun, pemeriksaan sampel masih dipusatkan di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso.
Terkait dengan protokol penanganan Covid-19, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, sesungguhnya Kementerian Kesehatan sudah memiliki petunjuk teknis. Namun, ini dinilai masih terlalu rumit. Karena itu, penyederhanaan dilakukan. Setelah protokol penanganan selesai, pemerintah akan menyosialisasikannya melalui sms blast, termasuk ke berbagai institusi, seperti sekolah dan rumah ibadah.
”Sebenarnya ini banyak diminta oleh masyarakat agar kalau ada kejadian itu enggak bingung,” ujar Moeldoko.
Sehari sebelumnya, Moeldoko memimpin rapat koordinasi terkait dengan Protokol Penanganan Covid-19. Dalam rakor ini akan disusun empat protokol, yang disiapakan kementerian dan lembaga. Adapun protokol yang disiapkan ada empat penanganan kasus penyebaran Covid-19, protokol penanganan orang-orang yang masuk dari luar negeri di 135 pintu perbatasan, protokol komunikasi, dan protokol pendidikan.
Sementara itu, Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla menggelar rapat khusus di kantor pusat PMI di Jakarta dengan mengundang delapan kantor PMI di daerah yang berpotensi penyebaran virus korona. Seusai rapat, Kalla menyatakan, PMI menyiapkan ribuan sukarelawan PMI di delapan daerah untuk mengantisipasi memburuknya penyebaran virus korona.
”Kita lakukan mitigasi hidup sehat, penggunaan dan pembuangan masker dan hidup sehat lainnya untuk mencegah penyebaran virus tersebut, selain juga mengantisipasi jika virus tersebut menyebar masif ke sejumlah daerah,” ujarnya.
Sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Kalla juga menambahkan, DMI sudah memutuskan agar ibadah tetap berlangsung di masjid-masjid dan tidak usah dihentikan. ”Yang penting masjid tetap bersih dan sehat, tiap hari harus dibersihkan, dan jamaah diharapkan membawa sajadah sendiri untuk menghindari penyebaran virus korona,” tuturnya.
Laman kawal Covid-19
Untuk mengawal informasi akurat tentang wabah Covid-19 di Indonesia, salah seorang pendiri KawalPemilu, Ainun Nadjib, yang dihubungi di Singapura kemarin menyatakan, pihaknya berinisiatif membuat Laman kawalcovid19.id yang berisikan informasi seputar infeksi virus korona tipe baru (2019-nCoV). Laman tersebut dirilis pada Kamis kemarin. ”KawalPemilu dulu crowdsourcing dari publik. Sekarang, karena ini (KawalCovid19) esensinya informasi, verifikasi, edukasi, jadinya perlu lebih strict (ketat),” sebut Ainun. Adapun inisiatif KawalCovid19 sudah dimulai pada 1 Maret 2020.