Presiden Minta Kewaspadaan Ditingkatkan
Pasca penetapan Badan Kesehatan Dunia bahwa virus korona jadi pandemi, pemerintah langsung tingkatkan kewaspadaan dan meminta tak panik. Selain lalu lintas orang dibatasi, pemerintah juga tingkatkan penanggulangan.
JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah langsung meningkatkan kewaspadaan begitu badan kesehatan dunia, WHO, menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global. Tak hanya mengintensifkan penanggulangan melalui penelusuran serta pemantauan orang yang rentan terpapar virus korona baru, pemerintah juga mempertimbangkan untuk memperketat lalu lintas orang dari dan ke dalam negeri.
"Presiden sudah menyampaikan kepada para menteri, dalam pertemuan tadi, kewaspadaan dinaikkan, kehati-hatian dinaikkan, tetapi jangan panik," kata juru bicara pemerintah untuk korona, Achmad Yurianto, dalam jumpa wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (12/3/2020).
"Presiden sudah menyampaikan kepada para menteri, dalam pertemuan tadi, kewaspadaan dinaikkan, kehati-hatian dinaikkan, tetapi jangan panik"
Presiden Joko Widodo sebelumnya memimpin rapat terbatas khusus soal penanganan virus korono pasca penetapan virus penyebab Covid-19 itu ditetapkan sebagai pandemi global. Rapat di antaranya membahas usulan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuyk pembentukan Gugus Tugas Mempercepat Penanganan dan Pencegahan Virus Korona di Indonesia. Gugus tugas yang rancangan peraturan presiden-nya sudah di Sekretariat Negara itu, hingga Kamis malam, masih intensif dibahas.
Baca Juga: Layak Diperhatikan, WNI dari Daerah Rawan Covid-19
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan itu menjelaskan, pernyataan WHO yang menetapkan Covid-19 menjadi pandemi global merupakan isyarat bagi seluruh dunia bahwa penyakit yang disebabkan SARS-Cov-2 bisa menyerang siapa saja dan negara mana pun. Covid-19 merupakan penyakit baru yang belum dikenal betul, menyerang masyarakat di banyak negara dengan jejak epidemologi yang jelas, serta menimbulkan jumlah kematian yang relatif banyak.
Penetapan status pandemi itupun menjadi isyarat bahwa tidak ada satu negara pun di dunia ini yang tidak melakukan langkah antisipatif. Semua negara, baik yang sudah ditemukan kasus Covid-19 maupun belum, dituntut untuk mempersiapkan diri menghadapi pandemi baru. Dengan begitu kewaspadaan seluruh negara di dunia ditingkat, tak terkecuali Indonesia.
"Negara (Indonesia) akan merespons lebih keras lagi, upaya pengendalian juga terus diintensifkan karena ini sudah ditetapkan menjadi pandemi. itulah makna pandemi yang ditetapkan WHO," ujar Yurianto menegaskan.
Pemerintah, lanjut dia, akan mengintensifkan upaya pengendalian virus korona baru yang selama ini dilakukan, seperti penelusuran kontak terhadap kelompok rentan, mengisolasi pasien positif serta pasien dalam pemantauan, dan mengawasi masyarakat yang berstatus orang dalam pemantauan. Penelusuran kontak untuk mencari kasus positif Covid-19 pun ditingkatkan agar pemerintah bisa segera melakukan isolasi. Langkah itu penting untuk mencegah potensi penyebaran baru di masyarakat.
"Contact tracing ini kami giatkan lagi, karenanya dalam beberapa kasus kami mendapat laporan dari daerah tentang PDP (pasien dalam pemantauan) yang semakin meningkat," kata Yurianto.
Pembatasan lalu lintas orang
Tak hanya itu pemerintah memutuskan untuk membatasi lalu lintas orang keluar atau masuk Indonesia. Saat ini Kementerian Luar Negeri tengah mengkaji ulang kebijakan bebas visa untuk negara-negara lain. "Ini dalam proses pembicaraan, dan kami sedang menunggu keputusan dari Kemenlu," tuturnya.
Kebijakan menutup seluruh akses atau lock down seperti yang dilakukan beberapa negara, tidak akan menjadi pilihan pemerintah. Alasannya, kebijakan mengisolasi sebuah wilayah justru belum terbukti efektif untuk menanggulangi serta mengendalikan penyebaran virus. Risiko peningkatan kasus positif Covid-19 bisa jadi lebih tinggi saat akses suatu wilayah ditutup. Sementara, kepastian vaksin antivirus korona belum ditemukan hingga kini.
Peningkatan kasus positif Covid-19 di Kapal Diamond Princess saat sandar di Pelabukan Yokohama, Jepang, menjadi bukti bahwa lock down justru kurang efektif. "Pengalaman kapal Diamond Princess, begitu lock down, justru yang positif naik dengan cepat jumlahnya karena mereka tidak bisa kemana-mana. Yang sakit dan tidak sakit dicampur jadi satu. Tidak memilih lock down ini merupakan sikap kehati-hatian," tuturnya.
"Pengalaman kapal Diamond Princess, begitu lock down, justru yang positif naik dengan cepat jumlahnya karena mereka tidak bisa kemana-mana. Yang sakit dan tidak sakit dicampur jadi satu. Tidak memilih lock down ini merupakan sikap kehati-hatian"
Pemerintah juga menyiapkan sarana dan prasarana kesehatan untuk menanggulangi pandemi. Saat ini pemerintah memastikan sudah memiliki persediaan 15 juta buah masker, 10.000 kit untuk pemeriksaan spesimen, alat pelindung diri, serta obat. Rumah sakit umum daerah dan swasta juga sudah siap untuk menangani pasien Covid-19.
Baca Juga: Pasien dalam Pengawasan di RS Moewardi Solo Meninggal
Kesadaran masyarakat
Dalam kondisi seperti ini sebenarnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pencegahan serta penanggulangan sendiri penting. Sebab sebagian besar orang yang terkena Covid-19 tidak menunjukkan gejala berat, tetapi hanya sakit ringan dan sedang. Sehingga hal yang paling penting dilakukan adalah mengisolasi diri saat mengalami gejala penyakit Covid-19. Isolasi diri bisa dilakukan dengan pengawasan dari Puskesmas setempat.
Sementara kemarin, terdapat 12 orang pasien dalam pengawasan (PDP). Sebagian besar merupakan orang yang baru tiba dari luar negeri, dan sebagian kecil pernah kontak dekat dengan pasien positif Covid-19 sebelumnya.
“Ini pasien baru semua. Tetapi kita minta PDP ini jadi perhatian khusus. Karena beberapa di antaranya ada yang baru datang dari luar negeri, beberapa di antaranya miliki kontak dengan pasien yang kita laporkan kemarin, baru-baru itu. Misalnya dia mengantar pasien nomor 33, kita langsung periksa juga,” kata Yurianto.
Untuk memastikan keberadaan virus SARS-Cov-2, pemerintah melakukan dua kali pemeriksaan. Selain pemeriksaan spesimen menggunakan PCR, pemerintah juga melakukan pemeriksaan genome squencing untuk memperkuat hasil uji spesimen.
ABK Sebaru Membaik
Sementara, terkait kondisi 188 kru kapal pesiar Dream World di Pulau Sebaru, yang sudah sembuh, rencananya Jumat akan dipulangkan kembali ke daerahnya masing-masing. Mereka akan diangkut dengan KRI Semarang ke Kolinlamil, Jakarta Utara. "Di sana akan diserahkan kepada perwakilan daerah sebelum dipulangkan," ujar Yurianto.
"Sebanyak 188 kru kapal pesiar Dream World di Pulau Sebaru, yang sudah sembuh, rencananya Jumat akan dipulangkan kembali ke daerahnya masing-masing. Mereka akan diangkut dengan KRI Semarang ke Kolinlamil, Jakarta Utara"
Terkait dengan 68 WNI eks Anak Buah Kapal (ABK) Diamond Princess yang diobservasi di Pulau Sebaru Kecil, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, dalam keadaan sehat dan baik, Kamis (12/3/2020). Hal itu diungkapkan oleh Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) Laksdya TNI Yudo Margono. Sejauh ini, fasilitas olahraga telah disediakan bagi para WNI tersebut di Pulau Sebaru, di antaranya tenis meja, lapangan bulu tangkis dan voli serta fasilitas hiburan disiapkan untuk mengurangi kejenuhan selama observasi dengan disiapkan peralatan untuk karaoke, keyboard, gitar.
Kegiatan rutin yang dilakukan 68 WNI setiap hari dengan pengawasan dari Prajurit TNI yang tergabung dalam Kogasgabpad yang terdiri dari seluruh angkatan TNI, dengan jadwal diantaranya bangun pagi jam 05.00 WIB, sholat subuh berjamaah bagi yang muslim dilanjutkan olahraga pagi dan sarapan pagi bersama.
Baca Juga: 188 Anak Buah Kapal dari World Dream Dijemput
Untuk menjaga kondisi fisik 68 WNI tetap prima, setiap hari jam 08.00 WIB dan 17.00 WIB para petugas kesehatan Kogasgabpadrutin memeriksa kesehatan mereka. Tim Kogasgabpad juga melakukan pembersihan sektor-sektor area gedung tempat para WNI tinggal.
Adapun, Tim Kesehatan dipimpin Danyonkes 1 Mar. Letkol Laut (K) drg. Muh.Arifin memantau kegiatan WNI dengan sistem Wireless Command Center yang terdiri dari layar monitor CCTV yang bisa memantau dua gedung ABK yang observasi. Semua dapat di monitor dan dikendalikan. “Hingga saat ini situasi dan kondisi WNI dalam keadaan baik dan sehat,” kata Arifin.