Setelah diobservasi 14 hari, sebanyak 188 WNI anak buah kapal World Dream akan dipulangkan ke daerah masing-masing. Dari Pulau Sebaru Kecil, mereka akan diangkut KRI Semarang ke Jakarta dan diterima perwakilan daerah.
Oleh
Edna C Pattisina
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu Laksamana Madya Yudo Margono, kemarin, di sela-sela bakti sosial di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, Jakarta, mengatakan, 188 warga negara Indonesia yang menjadi anak buah kapal World Dream akan dipulangkan ke daerah masing-masing. Mereka dipulangkan setelah menjalani 14 hari observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu.
”Kondisi mereka terakhir semuanya sehat dan akan dipulangkan pada Sabtu (14/3/2020) ini, rencananya dengan KRI Semarang,” kata Yudo Margono. Kapal tersebut memiliki tujuan akhir Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Sebanyak 188 anak buah kapal (ABK) kapal pesiar itu sebelumnya menjalani prosedur pemulangannya mirip dengan prosedur yang dilakukan kepada WNI dari Wuhan, China, yang dikarantina di Natuna, Kepulauan Riau. Para ABK itu sebelumnya akan diangkut terlebih dulu dengan kapal pendarat (LCU), lalu diangkut kembali dengan KRI Semarang untuk dibawa ke Jakarta.
Kondisi mereka terakhir semuanya sehat dan akan dipulangkan pada Sabtu (14/3/2020) ini, rencananya dengan KRI Semarang.
Di Dermaga Kolinlamil, WNI akan diserahkan Yudo sebagai penanggung jawab kepada Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Selanjutnya, para ABK itu akan diterima oleh perwakilan daerah masing-masing. Prosesi penyerahan juga akan ditandai dengan pemberian sertifikat sehat dari Kementerian Kesehatan. ”Setelah diberikan sertifikat sehat oleh Menkes, kita serahkan kepada pemda terkait,” kata Yudo, yang juga Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I itu.
Presiden Joko Widodo sebelumnya mengatakan, warga negara Indonesia yang akan kembali ke Tanah Air dari negara-negara yang terjangkit pandemi korona akan dipulangkan ke Tanah Air di mana pun mereka berada.
Observasi di Pulau Sebaru Kecil
Sebagaimana diberitakan Kompas, pemerintah bersiap mengevakuasi 188 warga negara Indonesia dari kapal pesiar World Dream yang berhenti beroperasi akibat wabah virus coronavirus disease (Covid)-19 dan kini di sekitar Selat Johor yang ada di antara Malaysia dan Singapura. Para anak buah kapal itu akan menjalani observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Kapal RI (KRI) dr Soeharso dalam perjalanan menjemput 188 WNI itu. ”Kami putuskan mengevakuasi WNI dari World Dream, dan diobservasi sesuai prosedur yang ditetapkan TNI,” kata Muhadjir Effendy seusai menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin (24/2) (Kompas, 25 Februari 2020).
Sebagaimana dilaporkan Reuters, World Dream sebelumnya ditolak masuk ke Taiwan sebelum berlabuh di Hong Kong awal Februari ini. Ada 1.800 penumpang yang turun, tetapi awak kapal tetap di kapal. Tiga warga negara China yang naik kapal itu pada 19-24 Januari lalu terpapar virus korona baru.
Warga negara Indonesia yang akan kembali ke Tanah Air dari negara-negara yang terjangkit pandemi korona akan dipulangkan ke Tanah Air di mana pun mereka berada.
Kegiatan operasional kapal World Dream dari Hong Kong terhenti sejak 9 Februari 2020. Pihak Dream Cruises menyampaikan telah bekerja sama dengan otoritas setempat untuk memulangkan kru kapal World Dream ke negara asal. Selain itu, Dream Cruises juga mengklaim kapal World Dream mendapat sertifikat bebas virus korona dari departemen kesehatan di Hong Kong, termasuk 188 WNI yang jadi awak kapal.
Pemerintah melalui Angkatan Laut RI telah membawa pulang para WNI itu. Kapal penjemputan berangkat dari Surabaya, Jawa Timur, Minggu (23/2) lalu. Pemindahan dari kapal ke kapal dilakukan pada Rabu (26/2) di Selat Durian, Riau. Kapal yang membawa 188 WNI ini tiba di Pulau Sebaru Kecil pada Jumat (28/2).
Catatan Kompas, pemulangan 188 ABK kapal pesiar itu sempat menjadi kontroversial akibat perdebatan apakah mereka akan dipulangkan dengan pesawat terbang atau kapal laut. Infonya, ada pejabat di kementerian yang meminta pulang dengan diangkut pesawat terbang agar mereka cepat tiba di Pulau Sebaru Kecil dan tidak jatuh sakit dan benar-benar teridap virus baru Covid-19 akibat perjalanan yang jauh dan terombang ambing gelombang laut. Namun, pejabat di kementerian lain tetap menginginkan pemulangan dengan KRI dr Suharso karena agar pandemi tersebut tidak menyebar lagi saat melintas di bandara transit. Selain itu, KRI dr Suharso juga merupakan kapal yang dibangun khusus sebagai rumah sakit.