PP Muhammadiyah menunda kegiatan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah yang sedianya digelar di Solo, Jawa Tengah, awal Juli mendatang. Penundaan dilakukan akibat meluasnya wabah Covid-19.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Semakin meluasnya wabah Covid-19 di Indonesia membuat Pimpinan Pusat Muhammadiyah menunda kegiatan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah yang seharusnya diadakan pada 1-5 Juli 2020 di Solo, Jawa Tengah. Mereka memutuskan untuk melaksanakan kegiatan tersebut pada 24-27 Desember 2020.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan, sesuai hasil rapat pleno PP Muhammadiyah, Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah yang semula akan dilaksanakan pada 1-5 Juli 2020 ditunda pelaksanaannya pada 24-27 Desember 2020.
”Keputusan ini diambil setelah memperhatikan masukan para dokter dan ahli epidemiologi, serta memperhatikan keselamatan dan kesehatan peserta dan penggembira muktamar,” kata Abdul melalui pesan singkat di Jakarta, Rabu (18/3/2020).
Ia menambahkan, hasil rapat pleno ini akan dikomunikasikan kepada pimpinan wilayah Muhammadiyah dan Aisyiyah sebelum ditetapkan dengan surat keputusan resmi. PP Muhammadiyah juga akan mengirim surat pemberitahuan kepada tamu undangan dan membuat undangan baru.
Sebelumnya, pada Senin (2/3/2020), Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir bersama sejumlah pengurus bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, untuk menyampaikan undangan muktamar itu. Pada kesempatan tersebut, Presiden mengapresiasi kiprah Muhammadiyah (Kompas, 3/3/2020).
Saat itu, Haedar menyampaikan bahwa Presiden memandang Muhammadiyah memiliki kekuatan di bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial. Selain itu, Muhammadiyah memiliki peranan besar dalam menanamkan nilai keagamaan yang wasatiyah, moderat, dan berkemajuan.
Keputusan penundaan kegiatan ini menjadi sangat penting karena Muktamar Muhammadiyah akan dihadiri banyak orang. Menurut rencana, kegiatan ini akan dihadiri oleh 7.000 orang. Bahkan, penggembira kegiatan ini bisa mencapai lebih dari 1 juta orang.