Pasien DKI Jakarta Jadi Prioritas di RS Khusus Korona di Pulau Galang
Warga DKI Jakarta yang banyak positif mengidap Covid-19 akan menjadi pasien prioritas di Rumah Sakit Khusus Korona di Pulau Galang, Kota Batam. Saat ini pasien Covid-19 di DKI berjumlah 440 orang.
Oleh
Suhartono
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Warga DKI Jakarta yang dinyatakan positif mengidap penyakit Covid-19, yang kini jumlahnya banyak, akan menjadi pasien prioritas di Rumah Sakit Khusus Korona di Pulau Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau. Saat ini, jumlah pasien Covid-19 di rumah sakit di Jakarta mencapai 440 orang. Setelah pasien dari Jakarta, baru diprioritaskan pasien dari Sumatera dan daerah lainnya.
Hal itu diungkapkan Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto kepada Kompas seusai meninjau kemajuan pembangunan Rumah Sakit Khusus Korona di Pulau Galang, Rabu (24/3/2020) sore. Rumah Sakit Khusus Korona yang tengah dibangun pemerintah itu merupakan tempat khusus untuk pengendalian penyakit menular, terutama Covid-19 yang diakibatkan virus korona baru, yang kini menjadi pandemi.
”Pasien di DKI Jakarta sekarang ini terbanyak secara nasional sehingga mereka akan jadi prioritas di Rumah Sakit Khusus Korona di Pulau Galang. Kami khawatir di DKI tidak tertampung sehingga saat operasional Senin depan, pasien dari DKI diharapkan ditampung di sana,” ujar Hadi.
Pasien di DKI Jakarta sekarang ini terbanyak secara nasional sehingga mereka akan jadi prioritas di Rumah Sakit Khusus Korona di Pulau Galang. Kami khawatir di DKI tidak tertampung sehingga saat operasional Senin depan, pasien dari DKI diharapkan ditampung di sana.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono serta Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal (Pol) Idham Azis ikut mendampingi Hadi ke Pulau Galang.
”Sekarang kemajuannya sudah lebih dari 78 persen karena itu harus ditinjau. Menurut rencana, Sabtu (28/3/2020) besok harus selesai. Namun, karena harus melatih pengelola Rumah Sakit Khusus Korona terlebih dahulu, operasionalisasi rumah sakit tersebut baru hari Senin (30/3/2020),” tambah Hadi.
Menurut Hadi, ia sudah berkali-kali meninjau pembangunan rumah sakit tersebut sejak awal. ”Setidaknya tiga kali saya sudah datang. (Karena) ini prioritas Presiden yang diminta harus diselesaikan dalam dua atau tiga minggu,” kata Hadi lagi. Pertama, Hadi datang sebelum pembangunan, yaitu pada 4 Maret lalu. Kedua, ketika pembangunan rumah sakit dimulai, yaitu pada 8 Maret, dan ketiga pada Rabu (25/3/2020).
”Kunjungan kami untuk memastikan bahwa pada 28 Maret besok, rumah sakit khusus penanganan Covid-19 ini sudah jadi dan Senin digunakan,” katanya.
Hadi juga menyatakan TNI menjadi garda depan dalam penanganan virus korona. ”Kami membentuk empat komando tugas gabungan terpadu di empat wilayah di bawah kendali Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) 1, yang saat ini dijabat Laksamana Madya Yudo Margono,” ungkapnya.
Tinggal tiga hari lagi
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dalam keterangan pers yang diterima Kompas menyatakan, pembangunan fasilitas observasi, penampungan, dan isolasi untuk mengendalikan penyakit menular, terutama Covid-19, di Pulau Galang sampai sekarang terus berjalan. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyebutkan saat ini pengerjaan sudah mencapai 78 persen dari keseluruhan konstruksi.
”Sekarang tinggal tiga hari lagi penyelesaian pembangunannya. Secara keseluruhan perkembangan proses pembangunan konstruksi sudah 78 persen dan kami optimistis selesai pada 28 Maret 2020,” kata Basuki.
Sekarang tinggal tiga hari lagi penyelesaian pembangunannya. Secara keseluruhan perkembangan proses pembangunan konstruksi sudah 78 persen dan kami optimistis selesai pada 28 Maret 2020.
Saat meninjau lokasi pembangunan fasilitas di Pulau Galang tersebut, Basuki mengumpulkan para kontraktor dan meminta mereka memenuhi target waktu yang direncanakan pada 28 Maret 2020. ”Namun, kontraktor harus selalu memperhatikan protokol kesehatan dan keselamatan kerja, terutama dalam menjaga kebersihan dan jarak aman berkomunikasi,” ujarnya.
Sejauh ini, fasilitas observasi dan isolasi Covid-19 dibangun di lokasi eks pengungsi Vietnam dan area pengembangan dengan memanfaatkan 20 hektar lahan dari total luas area 80 hektar. Fasilitas penampungan, karantina, dan observasi penyakit Covid-19 tersebut direncanakan berkapasitas 1.000 tempat tidur. Pada tahap pertama dibangun fasilitas berdaya tampung 360 tempat tidur dan pada tahap kedua sebanyak 640 tempat tidur.