Presiden Tinjau Kemajuan Pembangunan RS Khusus Korona di Pulau Galang
Presiden Jokowi akan tinjau pembangunan RS Khusus Korona di Pulau Galang, Kota Batam. Rumah sakit tersebut sebelumnya disiapkan pemerintah menyusul RS Darurat di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta.
Oleh
Suhartono
·4 menit baca
KOTA BATAM, KOMPAS — Presiden Joko Widodo pada Rabu (1/4/2020) pukul 10.00 dijadwalkan terbang ke Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, untuk meninjau Rumah Sakit Khusus Korona yang akan digunakan sebagai tempat observasi dan isolasi pasien positif Covid-19. Direncanakan, Presiden akan didampingi sejumlah menteri, di antaranya Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono. Dari informasi yang diterima Kompas, kemajuan pembangunan RS itu mencapai 98 persen.
Sebelumnya, rumah sakit tersebut ditinjau oleh Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal (Pol) Idham Azis didampingi Basuki dan pejabat TNI dan jajaran Kementerian PUPR, Rabu (25/3/2020).
Peninjauan dilakukan untuk melihat kemajuan pembangunan Rumah Sakit Khusus Korona di Pulau Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Rumah Sakit Khusus Korona yang tengah dibangun pemerintah itu merupakan tempat khusus untuk pengendalian infeksi penyakit menular, terutama akibat virus korona baru, yang kini menjadi pandemi, Covid-19.
Saat peninjauan sebelumnya, kemajuan pembangunan rumah sakit tersebut sudah mencapai 80 persen berikut fasilitas observasi dan isolasi. ”Sabtu (28/3/2020) diharapkan sudah selesai, tetapi penggunaannya bisa minggu depan sambil mempersiapkan tenaga medisnya siap mengelola rumah sakit tersebut," ujar Hadi saat memberikan keterangan pers usai meninjau RS itu di Pulau Galang.
Menurut Hadi, dia sudah berkali-kali meninjau sejak awal sampai sekarang ini. ”Setidaknya, tiga kali saya sudah datang. (Karena) Ini prioritas Presiden yang diminta harus diselesaikan dalam dua atau tiga minggu,” kata Hadi lagi. Pertama, Marsekal Hadi datang sebelum pembangunan, yaitu pada 4 Maret lalu. Kedua, ketika pembangunan rumah sakit dimulai, yaitu pada 8 Maret, dan pada Rabu (25/3/2020) ini.
”Kunjungan kita untuk memastikan bahwa pada 28 Maret besok, RS Khusus Penanganan Covid-19 ini harus sudah jadi dan diresmikan presiden sebelum beroperasi,” kata Hadi.
Hadi juga menyatakan, TNI juga menjadi garda depan dalam penanganan virus korona. ”Kami membentuk empat komando tugas gabungan terpadu di empat wilayah di bawah kendali Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) 1. Saat ini, dijabat Laksmana Madya Yudo Margono,” ujarnya.
Kami membentuk empat komando tugas gabungan terpadu di empat wilayah di bawah kendali Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan 1. Saat ini dijabat Laksmana Madya Yudo Margono.
Komando tugas gabungan terpadu, kata Hadi, melibatkan TNI-Polri, kementerian/lembaga, dan relawan yang dipimpin para pangkotama ops TNI di bawah kendali Pangkogabwilhan I.
Dibagi tiga zona
Siaran pers Kementerian PUPR menyebutkan, pembangunan tempat khusus observasi serta ruang isolasi dan penyembuhan mereka yang terpapar Covid-19 di eks tempat penampungan ribuan pengungsi asal Vietnam selatan pada 1976-1996 mulai dibangun Kementerian PUPR pada 8 Maret lalu dengan model konstruksi bangunan yang akan menggunakan sistem modular meniru rumah sakit khusus korona di Wuhan, China.
”Artinya, material bangunan kita kerjakan di Jakarta dan tinggal dipasang di Pulau Galang sehingga waktu pembangunannya relatif bisa lebih cepat,” kata siaran pers tersebut.
Sebelumnya, dalam keterangan pers, Basuki bersama sejumlah menteri dan Panglima TNI seusai meninjau persiapan pembangunan RS Darurat Penanganan Covid-19 di Wisma Atlet, Kemayoran, pekan lalu, mengatakan, perkembangan pembangunan RS khusus untuk menangani pasien terpapar korona atau Covid-19 di Pulang Galang sudah mencapai 80 persen.
”Jadi, di Pulau Galang itu kita merehab RS Vietnam dulu, sekarang sudah sampai 80 persen, kemudian membangun sedikit untuk observasi dan isolasi,” kata Basuki, waktu itu (Kompas.id, 15/3/2020).
Lebih jauh, Basuki menyebutkan, tahap pertama hingga 28 Maret 2020 ditargetkan akan ada 400 tempat tidur observasi dan 50 tempat tidur isolasi yang selesai dan siap digunakan untuk pasien Covid-19. Terkait masalah listrik dan air, diakuinya, sudah beres. Dengan demikian, instalasi pengolahan air bersih sudah 100 persen selesai.
”Tidak hanya bangunan untuk karantina, termasuk isolasi saja, tetapi juga fasilitas pendukungnya, seperti rumah dokter, perawat, dapur umum, gudang, dan laundry, disiapkan,” sebut rilis Kementerian PUPR.
Tidak hanya bangunan untuk karantina, termasuk isolasi saja, tetapi juga fasilitas pendukungnya, seperti rumah dokter, perawat, dapur umum, gudang, dan laundry, disiapkan.
Dari laporan yang dimilikinya, Basuki menambahkan, saat ini pembangunan fasilitas observasi penyakit menular di Pulau Galang dibagi menjadi tiga zonasi, yakni zona A meliputi gedung penunjang, seperti mes petugas, dokter dan perawat, gedung sterilisasi, gedung farmasi, gedung gizi, laundry, gudang dan power house.
Zona B meliputi fasilitas penampungan dan fasilitas pendukung, seperti ruang isolasi, ruang observasi, laboratorium, ruang sterilisasi, GWT, sentral gas medis, instalasi jenazah, landasan helikopter, dan zona utilitas. Material modul panel yang telah dikirim dari Jakarta saat ini sudah selesai dipasang sebanyak 4 modul untuk ruang observasi berkapasitas 5 tempat tidur.
Terakhir, zona C peruntukannya memanfaatkan cadangan lahan. Keseluruhan pekerjaan berlangsung di bawah supervisi Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Kepulauan Riau. Bertindak selaku kontraktor pelaksana adalah PT Waskita Karya dan PT Wijaya Karya. (*)